Ahad 10 May 2015 16:24 WIB

Netty: ASI Merupakan Unsur Ketahanan Pangan Keluarga

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Netty Prasetiyani Heryawan
Foto: Edi Yusuf/Republika
Netty Prasetiyani Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Netty Prasetyani menilai, ASI (Air Susu Ibu) bersangkut paut dengan banyak faktor, pihak dan kepentingan. Walaupun saat ini, sedang marak susu formula yang menawarkan berbagai manfaat.

Yakni, mulai dari kecerdasasan anak sampai pertumbuhannya. Namun, tetap saja tidak akan mengalahkan pentingnya  ASI bagi seorang anak.

"ASI menjadi salah satu unsur ketahanan pangan," ujar Netty kepada wartawan akhir pekan lalu. Netty mengatakan pentingnya ASI, tak hanya dari aspek ketahanan pangan saja. Dari sisi agama pun, tidak dapat terbantahkan bahwa ASI merupakan cairan emas yang paling berharga bagi tumbuh kembang anak.

Sementara dari aspek ekonomi, tidak begitu menyulitkan masyarakat serta dari aspek psikologis yang dapat membangun kedekatan antara Ibu dan anak.

Menurut Netty, peran Ibu sangat penting dalam faktor ketahanan pangan keluarga. Oleh karena itu, pemerintah melalui UU Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 sudah menegaskan di pasal 128. Isinya, bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu selama pemberian, keluarga, pemerintah dan masyarakat wajib memberikan dukungan dan berpartisipasi.

Di pasal berikutnya, kata dia, disampaikan bagi pihak-pihak yang menghalangi pemberian ASI maka akan dikenai sanksi denda Rp. 100.000.000 dan kurungan. Lalu diperkuat dengan UU Menteri Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak yang menetapkan 10 langkah sukses pemberian ASI.

Salah satunya, langkah kesembilan digaris bawahi bahwa Pemerintah Daerah berkewajiban memfasilitasi setiap Ibu yang memberikan ASI bagi anaknya. “Untuk itu saya mendorong Bapak Gubernur terkait hal ini," katanya.

Gubernur, kata Netty, telah menindak lanjuti sejak April 2010 di Gedung Sate sebagai icon pusat pemerintahan di Jawa Barat memiliki ruang Laktasi dan tempat penitipan anak. Sehingga, mewajibkan setiap instansi di Jawa Barat  menyediakan ruang laktasi.

"Ini, sebagai upaya untuk ibu-ibu tidak mengalami dilema karena tidak dapat memberikan ASI,” katanya.

Netty berharap, semua organisasi perempuan dan kader PKK dapat membangun kesadaran di tengah masyarakat. Yakni, dengan membina dan mengedukasi masyarakat.

Terkait ketahanan keluarga, kata Netty, sekarang ini semua harus perihatin menyikapi fenomena adanya pergeseran nilai dari tatanan keluarga maupun penyelenggaraan pola pengasuhan pada anak-anak di rumah. Seharusnya, rumah menjadi tempat yang aman, nyaman dan menumbuh kembangkan potensial setiap anggota keluarga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement