Jumat 15 May 2015 13:21 WIB

Warga Cium Aroma Belerang di Sungai Cipalasari

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
 Dua warga Kampung Cikepuh, Cimarga, Lebak mengeruk pasir di Sungai Ciujung pada Kamis (21/3).
Foto: Antara
Dua warga Kampung Cikepuh, Cimarga, Lebak mengeruk pasir di Sungai Ciujung pada Kamis (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Warga Kampung Desa Pulosari Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi resah dengan adanya bau belerang pada aliran sungai. Pasalnya, aliran sungai Cipalasari tersebut dimanfaatkan warga untuk beragam kebutuhan hidup sehari-hari.Informasi dari warga menyebutkan, aliran air mengalami perubahan warna dan berbau terjadi sejak tiga bulan yang lalu.

Warga khawatir perubahan tersebut akan membahayakan bagi warga yang menggunakannya.Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmawas) Kalapanunggal Nusantara, Heri kepada wartawan mengatakan, aliran air tersebut sebelumnya jernih dan aman dipakai warga. ‘’ Namun, kini air menjadi keputih-putihan dan berbau belerang,’’ terang dia Jumat (15/5).

Di samping itu lanjut Heri, banyak ikan yang mati diduga karena perubahan warna aliran air tersebut. Sehingga warga yang menggunakan aliran air sungai menjadi resah.Selama ini ungkap Heri, aliran air sungai dipergunakan warga untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK). Aliran air juga digunakan untuk mengairi sarana pertanian dan perikanan.

Sepengetahuannya, air tersebut digunakan warga di sejumlah desa yakni Desa Pulosari, Palasari Girang, Kalapanunggal dan Kadudampit.Heri mengatakan, permasalahan ini telah diketahui oleh pemerinta khususnya aparat kecamatan. Bahkan, pada Mei lalu ada petugas Badan Lingkungan Hidup (BLH) yang mengambil sampel air.

Namun sayangnya hingga kini belum ada informasi lebih lanjut.Kepala Desa Pulosari Eko Pujiarto menerangkan, aliran air sungai Cipalasari memang dipergunakan warganya untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya untuk kebutuhan MCK dan pertanian. Sementara air minum warga mengambilnya dari air PDAM.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement