Ahad 17 May 2015 06:03 WIB

Kader Muhammadiyah Diminta Berwirausaha

Seminar nasional perkaderan Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (16/5).
Seminar nasional perkaderan Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Seminar nasional perkaderan Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (16/5), ditutup dengan motivasi untuk berwirausaha. Dalam panel keempat bertema 'Success Story Enterpreneurship' tersebut, hadir sebagai pembicara, yakni Muhammad Najikh dan H Marmin Siswojo, dengan moderator Ir Iman Supriyono MM.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Blitar Siswojo tersebut mengawali seminar dengan menceritakan awal memulai berwirausaha. “Dulu saya sebagai guru SD saat 1971, ingin mencari tambahan pendapatan karena gaji hanya cukup untuk tiga minggu, anak pun saat itu sudah dua,” katanya dalam siaran pers kepada Republika.

Segala usaha dan kerja kerasnya saat ini terbayar dengan usahanya yang semakin berkembang. “Dulu hanya punya 40 ekor ayam, kali ini kami sudah menjadi supplier salah satu restoran cepat saji di Jawa Timur, memiliki penetasan puyuh, ayam kampung, bahkan pabrik organik dan dealer motor,” tutur Siswojo.

Sementara itu, Muhammad Najikh, wirausahawan yang juga menjadi Badan Pelaksana Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) juga punya bisnis yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan, produknya sudah di ekspor ke seluruh dunia, seperti Jepang, Australia, Cina, Eropa, hingga Amerika. “Di dunia saat ini, siapa yang kuat ekonominya akan diperhatikan,” ucapnya.

Menurut Najikh, Muhammadiyah punya modal yang kuat. Banyaknya amal usaha yang tersebar di seluruh Indonesia membuat Muhammadiyah seharusnya bisa memanfaatkan hal tersebut sebagai peluang membentuk amal usaha di bidang ekonomi. “Magnet Muhammadiyah ini sangat besar, peluang terbuka lebar bagi kader agar berwirausaha,” ungkap Najikh.

Agar kader Muhammadiyah mau berwirausaha, Najikh menambahkan, kader harus dituntut untuk inovatif dan kreatif. “Jangan takut untuk memulai bisnis. Jadikan bisnis tersebut nanti untuk kemajuan Persyarikatan Muhammadiyah,” ujarnya.

Sebelumnya, seminar dibuka di panel ketiga dengan menghadirkan pembicara Nur Cholis Huda, Achmad Norma Permata, dan Latipun dengan tema 'Telaah atas Model Perkaderan Muhammadiyah'. Sementara hari sebelumnya, Jumat (15/5), seminar dibuka dengan keynote speech dari Ketua MPR Zulkifli Hasan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement