REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Tak hanya migran yang ingin menyelamatkan diri, militan ISIS juga diselundupkan ke Eropa oleh geng di Mediterania. Penasihat pemerintah Libya, Abdul Basit Haroun mengatakan penyelundup menyembunyikan mereka di kapal migran.
Dikutip BBC, Ahad (17/5), pihak berwenang Italia dan Mesir telah diperingatkan terkait modus penyelundupan militan radikal tersebut. Mereka bisa menyebar di Eropa menggunakan kapal migran.
Meski demikian, para ahli mengatakan sulit untuk memverifikasi klaim tersebut. Sementara, Haroun mengaku mendapat informasi dari percakapan dengan penyelundup di Afrika Utara.
Ia mengatakan, ISIS mengizinkan pemilik perahu melanjutkan operasi mereka dengan imbalan setengah dari pendapatan mereka. PBB memperkirakan sekitar 60 ribu migran telah melintas laut Mediterania menuju Eropa.
Dari jumlah tersebut, dikhawatirkan beberapa militan bersembunyi untuk menyebarkan paham radikal di Eropa. "ISIS mengunakan perahu untuk orang-orang mereka yang ingin dikirim ke Eropa, karena polisi Eropa tidak tahu mana militan mana pengungsi," kata Haroun dalam wawancara dengan BBC, Ahad (17/5).
Namun, biasanya militan ini memisahkan diri dari para migran. Duta besar Mesir untuk Inggris juga telah memperingatkan kapal bisa berisi teroris jika pemerintah tidak segera bertindak.
Sementara itu, Ahli terorisme dan pengungsi dari Dundee University, Christian Kaunert mengatakan risiko militan menyusup perahu migran cukup masuk akal.
"Tetapi apakah itu benar-benar kredibel, sulit untuk menilainya karena mereka pergi tanpa diketahui," katanya.