REPUBLIKA.CO.ID, RAMADI -- Seorang juru bicara Provinsi Anbar mengatakan pada Senin (18/5), sekitar 8.000 orang meninggalkan Ramadi sejak pecahnya pertempuran pada Jumat (15/5).
Jumlah tersebut menambah eksodus besar-besaran yang dilakukan warga Ramadi sejak ISIS dan pasukan Irak memperebutkan daerah tersebut pada April.
Selain eksodus, pertempuran di Ramadi juga menyebabkan 500 orang diperkirakan tewas baik warga sipil maupun tentara Irak. Sejumlah mayat tampak berserakan di jalan-jalan. Pejabat setempat melaporkan, militan melakukan pembunuhan massal pasukan keamanan dan warga sipil Irak.
"Kami tak memiliki hitungan akurat lagi. Kami perkirakan 500 orang tewas dan sekitar 8.000 orang telah meninggalkan kota itu," katanya.
Perkiraan angka tersebut berdasarkan tiga hari terakhir, sejak pertempuran mencapai tahap akhir. Jumlah 8.000 tersebut diluar eksodus pada April. Saat itu PBB mengatakan sebanyak 114 ribu warga melarikan diri dari Ramadi.
Video online menunjukkan Humvee, truk dan peralatan lain dibawa ke luar Ramadi oleh tentara.