REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan beberapa elemen mahasiswa lainnya akan kembali mengadakan aksi pada Kamis (21/5) di depan Istana Negara Jakarta, setelah melakukan hal yang sama bertepatan Hari Kebangkitan Nasional, Rabu (20/5).
"Besok kami akan kembali melakukan aksi di Istana Negara mulai pukul 14.00 WIB," kata Ketua Umum IMM Beni Pramula. Menurut Beni, pada Hari Kebangkitan Nasional, Rabu, jumlah massa IMM bersama beberapa elemen pemuda lain seperti Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis), Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) serta Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, mencapai 1.500 orang.
Dalam aksi yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB tersebut, ada beberapa tuntutan yang diajukan oleh organisasi-organisasi pemuda tersebut, salah satunya adalah mendesak Presiden Joko Widodo bisa melepaskan diri dari pengaruh partai pengusung.
"Presiden jangan mau dibayang-bayangi oleh partai pengusung. Kepentingan rakyat harus lebih diutamakan, daripada kepentingan partai," tutur Beni.
Selain itu, gabungan elemen mahasiswa tersebut juga meminta Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengundurkan diri dari posisinya karena tidak bekerja demi kepentingan rakyat dan belum bisa menyejahterakan rakyat. "Jika presiden dan wapres tidam mampu mengemban tugas sebaiknya mundur saja," kata Sekretaris IMM Irawan Puspito.
Menurut Irawan, masih banyak tokoh lain yang berkompeten namun tidak mendapatkan banyak dukungan. "Saya rasa di dalam bangsa ini banyak orang baik namun tidak mendapatkan dukungan yang memadai. Tidak seperti Jokowi yang dari awal sudah mendapatkan pencitraan sendiri," ujar dia.