Kamis 21 May 2015 19:02 WIB

Golkar Kubu Agung: JK Bukan Jaminan Tercapainya Islah

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Foto: @Pak_JK
Wakil Presiden Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepengurusan Golkar Agung Laksono mendukung siapa pun yang berminat untuk menjadi mediator islah partainya.

Ketua DPP Golkar bidang Hukum, Lawrence TP Siburian mengatakan upaya islah tentunya jadi sarana baik untuk menyatukan dua kubu bertikai.

Ia mengatakan apalagi belakangan muncul permintaan dari kepengurusan Golkar Aburizal Bakrie (ARB) untuk menjadikan Wapres Jusuf Kalla (JK) sebagai mediator.

"Tentunya kami mendu-kung. Langkah itu bagus. Kami mau saja," ujar dia saat ditemui di DPP Golkar, Jakarta, Kamis (21/5).

Hanya, dia mencatatkan, islah Agung dan ARB ini bukan perk-ara mudah. Meski dengan menghadirkan JK sekalipun, tak ada jaminan islah bisa tercapai. Sebab, hanya ada dua sikap yang menjadikan dua petikai masing-masing tak mau berdamai.

Pertama kata dia, soal siapa ketua umum Golkar. Dan kedua ialah sikap politik Golkar yang harus tanpa terikat dengan Koalisi Merah Putih (KMP). Siapa pun yang bisa menyatukan dua hal tersebut untuk Agung dan ARB, maka pastinya islah akan tercapai.

"Jadi bukan karena soal adanya pak JK atau nggak. Tapi bisa gak dua hal itu disepakati dua pihak," katanya.

Lawrence menceritakan upaya islah itu pun bukan barang baru. Sejak Desember 2014, dua petikai juga sudah saling sepakat membentuk tim islah. Kata dia, JK pun secara tidak langsung terlibat.

Ada lima hal yang disepakati jadi materi islah. Tiga di antaranya tuntas. Sedangkan dua hal tadi, sampai hari ini punya sikap berbeda.

Peneliti politik Lipi, Siti Zuhro menilai peran JK untuk upaya islah kali ini dikatakan dia tak akan punya pengaruh banyak.

Justru menurutnya, peran JK kali ini membuktikan kepentingan politik penguasa terkait Golkar. Kata dia, jawaban unt-uk damainya Golkar hanya satu.

Yaitu, "kubu siapa mendapatkan apa." Itu mengapa, menurut dia, peran JK kali ini sarat dengan kepentingannya sebagai b-agian dari penguasa.

Namun, Siti menyarankan, agar Golkar tetap harus islah. Setidaknya islah demi agenda politik paling penting saat ini, yakni kepesertaan dalam Pilkada.

"Perlu bagi Golkar untuk islah secara tentatif," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement