REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mendukung kebijakan Menpora Imam Nahrawi membekukan PSSI dan membentuk Tim Transisi dalam rangka membenahi tata kelola sepak bola nasional. Langkah tersebut dinilai sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab negara untuk memperbaiki prestasi sepak bola nasional yang terpuruk akibat ulah mafia yang mengotori kompetisi dan acap kali mengorbankan prestasi Timnas.
"Apa yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Menpora melalui hak dan kewajibannya saat ini sudah benar yaitu mereformasi tatakelola persepakbolaan Indonesia dengan membekukan kepengurusan PSSI. Jika permasalahan yang mendasar tidak segera ditangani, maka ke depan pun prestasi sepakbola nasional akan jalan di tempat," demikian pernyataan pers PB PMII yang disampaikan oleh sejumlah anggota dan pengurus PMII di halaman kantor Kemenpora Jakarta, Jumat (22/5) sore.
Sejumlah anggota dan pengurus PMII sengaja menyambangi Kantor Kemenpora untuk memberikan dukungan moril terhadap Menpora Imam Nahrawi, sekaligus menyampaikan aspirasinya sebagai bagian dari masyarakat pecinta bola di Indonesia yang memang merasa prihatin dengan prestasi sepak bola nasional yang terpuruk.
Dalam pernyataan sikap yang mengatasnamakan Ketua Umum PB PMII Aminudin Maruf dan Ketua Advokasi Kebijakan Publik PB PMII Bambang Tri itu, menegaskan bahwa terpuruknya prestasi sepak bola nasional akibat kuatnya jeratan mafia sepak bola yang bertujuan pada kepentingan sepihak terutama faktor keuntungan dalam mengatur skor hasil pertandingan.
Karena itu, sebagai komponen bangsa dan pemuda, organisasi kemahasiswaan islam yang dekat dengan Ormas NU ini mendukung Menpora melaksanakan reformasi tatakelola persepakbolaan dengan mendorong percepatan kinerja Tim Transisi. Kemudian menciptakan roda kompetisi yang sehat bebas dari mafia bola. Serta menciptakan dan mengoptimalkan potensi pemain sepak bola untuk peningkatan pencapaian prestasi di ajang nasional dan Internasional.