Selasa 26 May 2015 23:06 WIB

Pasar Sentra Beras Disulap Jadi Bursa Akik

Batu Akik Galih Kelor, Batu Akik Fosil Khas Semarang
Foto: Bukalapak.com
Batu Akik Galih Kelor, Batu Akik Fosil Khas Semarang

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- "Booming" batu mulia yang terjadi belakangan ini memang menyita perhatian sejumlah kalangan, mulai kalangan pejabat, pengusaha, sampai pada pengayuh becak, dan pedagang angkringan.

Hampir di setiap gang dan perkampungan ditemui orang tengah asyik membicarakan seputar batu akik, baik akik yang berharga mahal karena tengah "ngetren" maupun akik-akik lawas yang tetap bertahan.

Di berbagai titik pula, kini sangat mudah dijumpai orang sembari duduk bersila dengan mesin gerinda di depannya yang rupanya tengah menggarap batu akik pesanan konsumennya, termasuk di Kota Semarang.

Apalagi, di Pasar Dargo Semarang yang dahulunya dikenal sebagai sentra perdagangan beras kini "disulap" menjadi sentra batu akik meski belum bisa menyamai pasar batu mulia sekelas Rawa Bening di Jakarta.

Setidaknya, ada sekitar 20--25 kepala keluarga (KK) yang kini menggantungkan hidupnya pada usaha kreatif itu sebagai pengrajin batu akik di lantai dua Pasar Dargo Semarang seiring "booming" batu mulia.

Sementara itu, di lantai satu Pasar Dargo, berbagai jenis batu akik, seperti Batu Bacan, Giok Aceh, Klawing, Red Baron, Red Borneo, hingga jajaran batu mulia, seperti Batu Rubi, Safir, dan Topas bisa ditemukan.

Berbagai batu akik lokal dari daerah pun mulai bermunculan, sebut saja Batu Bacan dari Halmahera, Maluku, Giok dari Aceh, Klawing dari Purbalingga, Jawa Tengah, atau Red Borneo dari Kalimantan.

Harga-harga batuan lokal itu pun ikut terangkat seiring dengan banyaknya permintaan para kolektor dan penggemar, di samping mampu meningkatkan citra dan potensi daerah tempat penemuan batu tersebut.

Di tengah kemunculan batu-batuan cantik lokal itu meramaikan tren batu mulia, ada batuan yang diklaim khas Semarang yang berasal dari jenis fosil, yakni kayu yang membatu berusia ribuan sampai jutaan tahun.

Adalah Slamet (41) warga Semarang yang memperkenalkan akik fosil dari pohon asam dan pohon kelor temuannya yang takkalah indah dan memesona daripada batuan-batuan khas daerah lain di Indonesia.

Ditemui di sela mengerjakan batu akik di rumah sekaligus bengkel kerjanya di Jalan Tambra Dalam II, Kuningan, Semarang, Selasa (26/5).

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement