REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen Fransen G Siahaan menyatakan dua anggota TNI yang disandera oleh kelompok bersenjata di Paniai sudah bebas. "Sudah bebas, Mereka berhasil meloloskan diri," kata Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan, Rabu (27/5).
Ia menjelaskan bahwa kedua anggota yang disandera oleh kelompok bersenjata di Paniai itu berhasil melepaskan diri, setelah sebelumnya dikabarkan ditahan oleh pimpinan Demianus Magai Yogi.
Dia telah memerintahkan kepada jajaran di bawahnya untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak di Paniai seperti tokoh adat, masyarakat dan agama setempat. "Sejak semalam kami telah meminta bantuan para pendeta dan pastor serta tokoh tokoh adat agar anggota kami yang disandera dapat dibebaskan," katanya.
Berdasarkan laporan yang diterima, kejadian itu berawal saat kedua anggota itu bersama warga lainnya berbelanja dengan menggunakan perahu motor (speed boat).
Awalnya ada satu warga sipil yang ikut disandera bersama anggota TNI, yakni Elda Sanadi yang bekerja sebagai guru di SD Inpres Kamopa namun saat ini sudah dibebaskan. "Informasi dilepasnya guru SD itu dari keluarganya yang mendapat telepon dari kelompok bersenjata," kata Siahaan.
Ia menjelaskan sesaat setelah menerima laporan itu komandan koramil setempat kembali menelepon ke nomor itu yang kemudian dijawab, "Kedua anggota TNI sudah dimasak". "Jawaban kelompok bersenjata itu seakan mereka tidak memiliki iman", katanya.
Namun, pada pada pukul 21.00 WIT Brigadir Roni Ariks yang merupakan anak korban ibu guru Elda Sanadi memberikan informasi bahwa ibunya sudah di lepaskan di Kampung Darauto, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai.
Namun laporan yang masuk, kedua anggota tersebut sudah dapat meloloskan diri. "Puji Tuhan, ini karunia yang luar biasa, tanpa pengejaran tanpa ada kekerasan kedua anggota tersebut," katanya.