REPUBLIKA.CO.ID,Cipacing tak Hanya Tentang Senjata
BANDUNG – Masyarakat, khususnya yang memiliki kesenangan melakukan olahraga menembak, pasti hapal dengan nama daerah di Jatinangor, Sumedang tersebut. Cipacing dikenal sebagai sentra kerajinan senapan angin. Senapan angin rakitan industri rumahan di Cipacing bahkan sudah dijual hingga ke mancanegara.
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa industri rumahan di Cipacing bukan hanya membuat senjata rakitan. Rupanya, selain perakitan senapan, banyak pula industri rumahan yang memproduksi karya seni dari bahan kayu, seperti patung dan alat musik.
Deden (37 tahun) merupakan salah satu pengrajin alat musik. Kiosnya di daerah Cipacing menjual berbagai jenis alat musik tabuh dan tiup, seperti jimbe, marawis, kendang, suling, dan masih banyak lagi. Bahan baku untuk pembuatan kerajinan tersebut kebanyakan diambil dari daerah Jawa.
“Kalau bahan baku kebanyakan saya ambil dari daerah Jogja dan Blitar. Kalau untuk yang bahan kulit, saya sengaja datangkan dari Garut,” ujar Deden.
Pembelinya sendiri berasal dari berbagai daerah, dari mulai Bandung, Jakarta, hingga Sumatera. Bahkan, hasil produksinya sudah sampai ke mancanegara, seperti Malaysia, Brunei, hingga Jepang dan Korea.
“Ada juga yang jual ke luar negeri, seperti Malaysia sampai Jepang. Terus para pemilik pabrik kebanyakan Korea dan Jepang, suka pesan. Dikirim ke negaranya,” tutur Deden.
Pengrajin lainnya adalah H Sulaeman (62). Dia sudah mulai membuat kerajinan dari kayu sejak tahun 1970-an. Kerajinan yang dibuatnya terdiri dari berbagai jenis. Mulai dari Jimbe seperi buatan Deden, patung dari kayu, hingga replika kapal.
Sama seperti Deden, bahan bakunya sengaja didatangkan dari Jawa, terutama kayu. Pembelinya pun sudah sampai mancanegara.
“Kalau untuk lokal, penjualan sudah sampai Jakarta, Bali, Palembang, Surabaya, bahkan Batam. Kalau ke luar negeri sudah sampai Belanda, Amerika Serikat, Malaysia. Yang paling sering pesan itu yang dari Malaysia,” ujar Sulaeman
Yang paling diminati oleh orang asing, menurut Sulaeman, adalah patung-patungan, seperti miniatur patung Asmat. Sementara pembeli lokal sendiri lebih tertarik pada wayang. Beberapa pembeli terkadang memesan sendiri bentuk patung yang diinginkan.
Terkadang, penjualan kerajinan dari kayu ini menghadapi kendala, salah satunya musim. Ketika musim hujan, kayu lebih sulit didapat. Selain itu, sulit untuk mengukir kayu karena tidak ada sinar matahari yang cukup untuk membuat kayu kering.
Saat ini, industri rumahan kerajinan kayu di Cipacing terus berusaha mengembangkan usahanya agar semakin berkembang. Diharapkan Cipacing nantinya bukan hanya terkenal akan senjatanya, tetapi juga kerajinan kayunya.