REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Organisasi untuk Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengatakan, pertumbuhan ekonomi melambat di antara negara-negara anggotanya dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Lembaga yang bermarkas di Paris ini mengatakan, produk domestik bruto (PDB) tumbuh 0.3% pada kuartal Maret, pergerakan terlemah dalam setahun terakhir dan turun di bawah pertumbuhan kuartal Desember sebesar 0.5%.
Ke-34 negara anggota OECD mencakup sebagian besar negara paling maju di dunia, termasuk Australia.
Setelah menjadi pemain menonjol OECD dalam kuartal ini, Amerika Serikat beralih menjadi hambatan terbesar dalam tiga bulan hingga Maret lalu dengan pertumbuhan PDB yang hanya sebesar 0.1%.
Pertumbuhan di Inggris dan Jerman juga melambat, masing-masing sebesar 0.3%, tapi sebagian diimbangi oleh pertumbuhan 0.6% yang meningkat bagi Perancis dan Jepang.
Data OECD ini masih sedikit lebih baik ketimbang pertumbuhan 0.2% yang tercatat pada kuartal Maret 2014. "Pertumbuhan PDB dari tahun-ke-tahun di wilayah OECD meningkat sedikit menjadi 1.9% pada kuartal pertama 2015, dari 1.8% pada kuartal sebelumnya," sebut OECD menanggapi data tersebut.
Data utama itu didasarkan pada data resmi yang sudah dirilis untuk 21 negara anggota, atau OECD memperkirakan untuk negara-negara yang belum menyelesaikan data mereka.
Dalam kasus Australia, Biro Statistik Australia akan merilis data PDB kuartal Maret pada Rabu (3/6) pekan depan.
Awal bulan ini, Bank Sentral Australia menurunkan perkiraan pertumbuhan, dengan bank sentral sekarang, kini, mengharapkan kenaikan tertunda di sektor non-pertambangan.