REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Laporan dari Irak menunjukkan kebengisan kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Militan dilaporkan telah membakar seorang wanita 80 tahun, setelah sang nenek gagal mematuhi hukum Syariah.
Tindakan kejam itu terjadi di kota 12 mil selatan Mosul. Berita ini muncul hanya sehari setelah ISIS juga dilaporkan membakar seorang wanita 20 tahun hidup-hidup karena ia menolak untuk melakukan tindakan seks ekstrem.
Aksi kekejaman ISIS sebelumnya diungkap oleh Zainab Bangura, perwakilan PBB untuk kejahatan seksual dalam perang, yang telah mewawancarai orang-orang terlantar akibat ISIS di Irak, Suriah, dan Libya.
"Mereka melakukan pemerkosaan, perbudakan seksual, prostitusi paksa dan tindakan-tindakan lain yang ekstrem," kata Bangura.
ISIS menyerbu ke Irak dan Suriah pada 2014, meratakan monumen bersejarah dan menculik perempuan. Populasi Yazidi, salah satunya, telah menderita di bawah jajahan ISIS.
"Setelah menyerang sebuah desa, ISIS membagi perempuan dari laki-laki dan anak laki-laki dan mengeksekusi pria berusia 14 tahun dan lebih," jelasnya.
"Para wanita dan ibu dipisahkan; gadis ditelanjangi, diuji keperawanan dan diperiksa untuk ukuran payudara dan kecantikan. Bagi yang termuda dan dianggap perawan, harganya lebih tinggi dan dikirim ke Raqqa, basis terkuat ISIS," kata Bangura.