REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Presiden FIFA, Sepp Blatter melancarkan serangan balasan terhadap Inggris dan Amerika Serikat berkaitan dengan menguaknya skandal korupsi di tubuh organisasi tersebut. Dua negara itu menilai Blatter bertanggung jawab atas semua prahara yang terjadi.
Blatter mengungkapkan semua pemberitaan yang beredar adalah pengaturan media Inggris untuk melengserkan dia. Serta adanya upaya dari pihak berwenang AS untuk semakin menyudutkannya.
Dalam hal ini, ia menilai dua negara tersebut merasa sakit hati karena tidak terpilih sebagai penyelenggara Piala Dunia 2018 dan 2022.
"Itu bukan sebuah kebetulan (penangkapan pejabat FIFA), ada tanda-tanda yang tidak bisa diabaikan. Amerika adalah kandidat Piala Dunia 2022, dan Inggris tahun 208, dan mereka kalah," ujarnya seperti dikutip dari Guardian, Ahad (31/5).
Sebelumnya, presiden Rusia Vladimir Putin juga mengklaim hal yang sama. Ia menilai aksi Inggris dan AS tersebut berupaya melemahkan Blatter dan mengubah status negaranya sebagai penyelenggara event empat tahunan tersebut.
Dalam perkembangan selanjutnya, federasi sepak bola Inggris mengancam akan memboikot Piala Dunia. Dengan catatan UEFA juga mengambi sikap yang sama, selepas Blatter terpilih kembali menjadi orang nomor satu FIFA untuk kelima kalinya.