Selasa 02 Jun 2015 20:59 WIB

Masyarakat Harus Segera Tahu Beras Analog

Rep: c 32/ Red: Indah Wulandari
Peneliti IPB melakukan pengemasan beras analog, salah satu beras tiruan yang diciptakan IPB di Laboratorium Pangan, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jabar, Rabu (27/5).
Foto: Antara/Jafkhairi
Peneliti IPB melakukan pengemasan beras analog, salah satu beras tiruan yang diciptakan IPB di Laboratorium Pangan, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jabar, Rabu (27/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA  -- Beras analog yang masih dalam proses pengembangan harus diketahui seluruh lapisan masyarakat.

 

“Nanti dengan sendirinya, masyarakat bisa mengetahui beras analog itu seperti apa,” kata pengamat ekonomi dari Institut for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati Enny kepada ROL, Selasa (2/6).

Menurutnya, masyarakat juga perlu mengetahui bagaimana tingkat keamanan beras analog tersebut. Enny menjelaskan, beras analog tidak seperti beras biasa yang terbuat dari padi, namun terdiri dari campuran umbi-umbian yang juga sehat.

 

“Dari sisi harga juga pasti jelas berbeda, masyarakat kebanyakan masih hanya tahu beras biasa saja kan,” ungkap Enny.

Menurutnya, walau nanti dari segi fisik tidak seputih beras padi namun dari segi kesehatan yang lebih bagus maka harga akan lebih mahal.

 

Selanjutnya dari segi kemudahan memasak juga perlu diketahui masyarakat banyak. Menurut Enny, di beberapa universitas yang sedang mengembangkan teknologi tersebut sudah merancang kemasan untuk beras tersebut agar lebih sederhana dan menarik serta mempengaruhi konsumen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement