REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh sepuh di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah Haz meminta agar dua kepengurusan partai itu serius islah. Mantan Ketua Umum PPP itu menghendaki supaya partai berlambang Ka'bah itu menunjukkan politik yang sejuk di internal partainya.
Islah, kata Hamzah, adalah satu-satunya sarana agar PPP tak pecah dan bisa kembali punya eksistensi dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2015. "Saya (ingin) sampaikan, sudahlah islah," kata dia, saat dihubungi, Rabu (3/6).
Dikatakan mantan Wakil Presiden RI itu, tak semestinya perkelahian di PPP berlarut panjang. Setiap usaha perdamaian, kata dia, selalu memberikan jalan. Proposal damai ajuan Ketua Umum PPP mukhtamar Surabaya, Romahurmuziy dinilai dia punya langkah baik bagi partai tersebut. Tentunya, kata dia, langkah baik tersebut harus juga disambut baik.
Ketika ditanya formulasi apa yang harus dilakukan dua petikai di kepengurusan PPP agar islah kali ini tercapai, Hamzah me-ngatakan, forum islah selalu tersedia. Menurut dia, salah satu momen yang tepat untuk islah adalah ketika adanya putusan pengadilan.
Menurut dia, putusan PTUN Jakarta yang membatalkan Surat Keputusan (SK) Menkumham terkait kepengurusan PPP hasil mukhtamar Surabaya sudah memberikan celah agar islah antara Romi dan Ketua Umum PPP mukhtamar Jakarta Djan Farid bisa dilakukan. Namun, Hamzah menyayangkan sikap mengulur masalah yang dilakukan Romi dengan menyatakan banding.
"Kali ini, sudah banding, nanti siapa pun yang dimenangkan lagi bersatulah lagi. Rangkul yang kalah. Jangan dibanding (kasasi) lagi," ujar dia.
Sebelumnya, Romi pada Senin (1/6) melayangkan surat ter-buka kepada Djan. Isinya mengajak islah. Namun, ajakan tersebut dimentahkan oleh kepengurusan PPP versi Djan. Wakil Ketua Umum PPP versi mukhtamar Jakarta, Fernita Darwis menyampaikan, proposal islah dari Romi punya niat yang tak tulus.