REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Mantan aggota Komite Eksekutif (Exco) FIFA Chuck Blazer mengaku telah menerima suap dalam sebuah catatan pengadilan pada Kamis (4/6). Selain dia, Chuck menyebut sudah berkonspirasi dengan pejabat Exco FIFA lainnya.
Kasus penyuapan yang diakuinya itu terjadi pada pejabat tinggi FIFA saat pemilihan tuan rumah Piala Dunia 1998 dan 2010. Blazer yang pernah menjabat sebagai petinggi sepak bola Amerika Utara selama dua dekade itu dinyatakan bersalah atas tuduhan penyuapan dalam sidang hari ini.
Catatan testimoni Blazer menjadi kunci utama bagi penyidik Amerika untuk menghantam FIFA. Sampai sekarang, Blazer masih menunggu putusan hakim terkait jumlah hukuman yang akan ia terima. Namun masih terbuka kesempatan baginya untuk kembali hadir di persidangan sebagai saksi atas sejumlah pejabat FIFA lainnya.
Dalam pembelaannya di persidangan, ia mengaku terlibat dalam konspirasi besar penentuan tuan rumah piala dunia yang dimenangkan Prancis dan Afrika Selatan."Saat itu saya setuju dengan (pejabat FIFA) lainnya pada tahun 1992 untuk menerima suap demi terseleksinya tuan rumah piala dunia 1998," katanya dalam sidang seperti dikutip dari Rte news.
Selain itu, Blazer juga mengakui ia dan sejumlah pejabat FIFA setuju menerima suap dari Afrika Selatan. Tapi, pihak Afsel menolak uang sebesar sepuluh juta dollar yang diterima mantan wakil presiden FIFA Jack Warner digunakan sebagai suap. Menteri olahraga Afsel Fikile Mbalula mengatakan tidak menggunakan uang agar terpilih sebagai penyelenggara piala dunia.
Pihak FIFA pun bereaksi keras atas persidangan Blazer itu. Dalam rilis FIFA, pejabat FIFA lainnya yang dianggap berkonspirasi itu dinyatakan tidak terlibat.