REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Adanya peningkatan status Awas (level 4) dari Gunung api Sinabung di Karo telah menyebabkan 2.727 jiwa mengungsi. Pengungsi berasal dari 4 desa yang terdapat di sisi selatan dan tenggara dari kawah Gunung Sinabung.
"Sebanyak 963 jiwa warga Desa Tiga Pancur mengungsi ke Pos Paroki. 1.108 jiwa dari Desa Gurukinayan mengungsi ke Pos KNPI Kabanjahe. 256 jiwa asal Desa Pintu Besi mengungsi ke Pos Pendopo Kantor Bupati Karo, dan 400 jiwa warga Desa Berastepu mengungsi ke Pos Serbaguna Simpangempat," kata dia pada rilis yang diterima Republika Online, Kamis (4/6).
BPBD Karo telah mendirikan dapur umum di 4 titik posko pengungsi yang terdiri dari 13 tenda. BPBD pun telah mencukupi kebutuhan dasar pengungsi. Pendataan masih dilakukan BPBD untuk memudahkan dalam penanganan pengungsi.
Tim Reaksi Cepat BNPB terus memberikan pendampingan BPBD Karo. Aktivitas masyarakat di Kab Karo berjalan normal. Peningkatan status dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) sejak Selasa (2/6) tidak membuat warga Sinabung panik. Masyarakat sudah cukup beradaptasi dengan erupsi Gunung Sinabung yang meletus sejak Agustus 2010.
"Aktivitas Gunung Sinabung terus dipantau. Teramati guguran lava pijar dari puncak sejauh 1kilometer- 2 kilometer ke arah selatan dan 1 km ke tenggara. Terjadi 42 kali guguran dan tremor menerus," tambah dia.
Sementara itu, aktivitas Gunung Karangetang di Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, juga masih tinggi. Sebanyak 339 jiwa mengungsi di empat pos pengungsian. Pengungsi tersebar di Museum Ulu 190 jiwa, Gereja Siloam Salili 21 jiwa, Gereja Bukit Zaitun Tampuna 67 jiwa dan rumah kerabatnya 61 jiwa. Sebanyak 54 kepala keluarga dari Desa Belali dan Desa Tarorare harus direlokasi karena berbahaya dari ancaman awan panas.
"Untuk penanganan darurat, BNPB telah memberikan bantuan dana siap pakai Rp 150 juta dan logistik senilai Rp 357 juta. Status Gunung Karangetang tetap Siaga (level 3)," terang dia.