REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Seleksi (Pansel) calon pimpinan KPK meminta lembaga tersebut ikut memeriksa rekam jejak sejumlah pendaftar yang sudah menyerahkan aplikasi untuk menjadi pimpinan jilid IV KPK.
"Kunjungan kami ke KPK adalah rangkaian kunjungan Pansel ke 'stakeholder' untuk menjaring pmpinan KPK yang kita harapkan terbaik, yang kita bicarakan umum, mengenai 17 kompetensi, mayoritas sudah masuk ke kompetensi yg kami 'list'. Sekaligus kami minta bantuan mencari rekam jejak ketika kita sudah punya 'short list' untuk meminimalkan kesalahan dalam membaca 'track record'," kata Ketua Pansel KPK Destry Damayanti dalam konferensi pers di gedung KPK Jakarta, Selasa (9/7).
Destry datang bersama dengan anggota Pansel lain yaitu juru bicara Pansel Betti Alisjahbana, Enny Nurbaningsih, Natalia Subagyo, Meuthia Ganie-Rochman, Yenti Ganarsih dan Supra Wimbarti. Pansel sebelumnya sudah melakukan kunjungan ke Polri dan setelah dari KPK juga akan mengunjungi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
"Satu hal kita tekankan, ke depan tugas pimpinan banyak, tidak hanya penindakan, tapi koordinasi supervisi (korupsi) dengan penegak hukum lain, bagaimana KPK ke depan bisa meningkatkan pemberantasan korupsi karena pemberantasan korupsi tidak bisa dlakukan sendiri," tambah Destry.
Betti mengungkapkan pihaknya sudah menerima banyak usul mengenai bagaimana pimpinan KPK dapat menjalankan tugas dengan tenang dan efektif.
"Memang ada banyak usul mengenai bagaimana membuat tim pimpinan KPK bisa menjalankan tugasnya dengan tenang dan efektif. Meskipun demikian, kami sadari bahwa tugas utama dari Pansel adalah melakukan seleksi. Jadi masukan-masukan kami terima dari berbagai pihak, itu akan kami bicarakan dengan Presiden (Jokowi). Tapi fokus kita adalah memilih dan mengidentifikasi kemudian menyeleksi sehingga mendapat pimpinan KPK yang tepat," kata Betti.