REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Untuk mengantisipasi penyebaran uang palsu yang kian marak di Indonesia, Bank Indonesia (BI) melakukan kegiatan kas keliling ke daerah terdepan dan terpencil Indonesia. BI menggelontorkan setidaknya Rp 15 miliar untuk wilayah timur Indonesia di bulan Juni ini.
Asisten Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Dandy Indarto mengatakan, uang tersebut akan diedarkan di Makassar, Sorong, Saumlaki dan Kupang.
Sebab, di wilayah terdepan atau terpencil banyak terjadi pengedaran uang palsu karena tingkat pendidikan yang kurang. Ia mengatakan, uang palsu terbanyak adalah pecahan 100 ribu. "Tiga lembar uang palsu dihargai satu lembar uang asli dalam penjualan uang palsu,", katanya, Rabu (10/6).
Namun menurutnya, kini mulai banyak pecahan uang 20 ribu yang dipalsukan karena jarang diperiksa. Tidak seperti pecahan 50 dan 100 ribu.