REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar, Tantowi Yahya mengungkapkan, pada 2012 lalu, dirinya pernah mendampingi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Myanmar untuk bertemu presiden negara itu. SBY, kata dia, juga sempat membahas permasalahan etnis muslim Rohingya yang tinggal di sana.
Ia menerangkan, saat itu SBY geram pada Presiden Myanmar yang seakan membiarkan etnis Rohingya mendapat intimidasi. "Tapi presiden Myanmar waktu itu selalu berlindung di balik konsensus soal not interference (larangan mengintervensi) masalah tersebut (Rohingya)," kata Tantowi saat menghadiri diskusi soal Rohingya di Habibie Center, Selasa (16/6).
Karena itu, Tantowi menilai peraturan not interferance harus dikaji dan ditinjau ulang pada batas-batas tertentu. "Karena masalah satu member anggota (ASEAN), bisa menjadi masalah regional," tambahnya. Terlebih, lanjutnya, masalah negara tetangga itu memang benar-benar mengganggu.
Seperti diketahui, ribuan Muslim Rohingnya, keluar mencari suaka ke berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. Indonesia akhirnya memutuskan untuk menampung selama setahun pengungsi Rohingya tinggal di Aceh.
Selain di Indonesia, negara yang menjadi tujuan migrasi Rohingya adalah Thailand dan Malaysia. Malaysia masih rela menampung, sedangkan Thailand menolak kedatangan Rohingya di negara mereka.