REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU – Masyarakat dan pengungsi gempa Nepal terancam persebaran wabah Hepatitis E. Ibu hamil berisiko tinggi tertular penyakit yang menyerang organ hati ini.
Dilansir dari ANInews, Rabu (17/6), peneliti dari oleh Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Alain Labrique, menyatakan virus Hepatitis E (HEV) menyebar dari kotoran (feses). Kotoran yang telah mengkontaminasi air lantas masuk ke mulut manusia.
Pihaknya mengklaim sebanyak 500 wanita hamil di Nepal berisiko meninggal akibat tertular virus ini. Kondisi tubuh menyebabkan virus ini mudah menular kepada mereka.
Penularan virus ini bisa dihindari dengan pemberian vaksin. Sayangnya, vaksin yang disebut aman dan efektif mengatasi HEV baru berlisensi untuk penggunaan di Cina.
Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), juga tidak menganjurkan penggunaan vaksin secara rutin di kalangan ibu hamil. Sebab, vaksin ini dinilai terlalu intensif mengatasi persebaran HEV.
Para peneliti menyarankan kepada otoritas kesehatan Nepal untuk lebih aktif mengidentifikasi penyakit-penyakit yang diderita ibu hamil. Departemen Kesehatan Nepal disarankan meminta stok vaksin sebagai persediaan.
Peneliti juga memaparkan bahwa Virus Hepatitis E belum dipahami secara baik oleh masyarakat. Diduga, virus ini menjadi penyebab kematian ibu hamil di sejumlah negara yang memiliki problem sanitasi.