Selasa 23 Jun 2015 05:44 WIB

Ini Bukti Deislamisasi Sejarah Indonesia

Mengunjungi Masjid Demak, Jawa Tengah.
Foto: Republika/Agung Suprianto
Mengunjungi Masjid Demak, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Wilda Fizriyani/Wartawan Republika

Pendidikan sejarah di sekolah, kata Ahmad Mansur Suryanegara, memiliki andil besar mengaburkan sejarah Islam di Indonesia. Buku-buku pelajaran sejarah banyak mengacu pada buku-buku sejarah yang sumbernya adalah sudut pandang Belanda.

Menurut sejarawan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu, Belanda memiliki tujuan tertentu ketika masih menjajah Indonesia, yakni berupaya mengaburkan sejarah Islam di Indonesia. "Karena pemerintahan kolonial Belanda mendapatkan perlawanan dari umat Islam," kata Mansur dalam seminar "Menelusuri Indikasi Pengaburan Sejarah Islam Indonesia" di UIN Jakarta, beberapa waktu lalu.

Maka, kata Mansur, wajar bila Belanda lantas berupaya menghilangkan atau mengaburkan peran kesejarahan umat Islam Indonesia. Agus Sunyoto, dari Padepokan Dakwah Sunan Kalijogo, menyebutkan perlawanan raja-raja Muslim terhadap bangsa Eropa di nusantara mendapat dukungan dari guru tarekat dan ulama pesantren.

"Hubungan pribumi Muslim yang berbasis pesantren dengan bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris nyaris tidak terjembatani," ujar Agus yang berbicara di seminar yang sama.

Agus menyingggung perlawanan Sultan Baabullah terhadap Portugis di Ternate. Ia memimpin rakyatnya mengepung Benteng Gamalama selama lima tahun. Sehingga, pada 1575, Portugis terusir dari Ternate. Di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Jawa, sultan-sultan Muslim juga melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Bahkan, saat Belanda berkeinginan membuat kantor di Banten, banyak pribumi Muslim dengan tegas menolaknya. Sudah puluhan kali perlawanan yang dilakukan umat Muslim semenjak 1600 hingga akhir masa penjajahan Belanda. "Perlawanan dari Kerajaan Islam Ternate Tidore, Gowa-Tallo, dan sebagainya," ujar Agus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement