REPUBLIKA.CO.ID, HASAKAH -- Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengeksekusi secara brutal seseorang yang dituduh secara sengaja menularkan penyakitnya untuk milisi lain dengan donor darah.
Disebut dalam Daily Mail, Rabu (24/6), pendonor darah tersebut berasal dari Indonesia dan membuat kepanikan di antara para milisi ISIS berbasis di Shaddadi, provinsi Hasakah Selatan, Suriah.
Kasus AIDS itu terdeteksi setelah seorang militan ISIS asal Mesir terinfeksi AIDS setelah berhubungan seks dengan seorang gadis Yazidi berusia 15 tahun. Selain itu, dua warga Arab Saudi juga terinfeksi karena memperkosa perempuan itu.
Tes medis membuktikan keduanya positif terinfeksi AIDS. Setelah ditelusuri, penyakit tersebut diduga berasal dari WNI yang bergabung dengan ISIS.
"Berdasarkan penyelidikan latar belakang medisnya, disebutkan WNI tersebut mengidap AIDS sebelum bergabung dengan ISIS di Suriah September 2014 lalu," kata Kelompok Aktivis Sound And Picture.
Akibatnya, pria yang disebut WNI itu dijatuhi hukuman mati atas tuduhan sengaja merugikan anggota ISIS dengan sukarela menyumbangkan darahnya untuk milisi yang terluka.
Penyelidikan lain difokuskan pada semua militan yang lain yang telah memperkosa perempuan Yazidi. Namun, penyelidikan dan pemeriksaan medis dihentikan tak lama setelah seorang komandan ISIS juga memperkosa gadis itu.