REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jenazah Wiji Astutik, TKW yang terbunuh di Hongkong akhirnya tiba di rumahnya, Dusun Krajan, Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Jenazah tiba pukul 23.30 dibawa ambulans milik UPT P3TKI, Disnaker Jatim dari Bandara Juanda. Staf KJRI Hongkong, Agustaf yang mengantar jenazah meminta keluarga tidak mengeluarkan jenazahnya.
"Jenazahnya sudah rusak. Namun sudah disucikan di sana," ujar Agustaf, Selasa (23/6), malam.
Selain Agustaf, turut hadir Devi Melissa Silalahi, staf fungsional diplomat Kementrian Luar Negeri. Agustaf menjelaskan bahwa almarhumah menjadi korban pembunuhan di Hongkong. Mayatnya ditemukan pada 8 Juni 2015 di depan sebuah toko.
"Polisi sudah menangkap pelakunya. Ada dua tersangka, yaitu dari Pakistan dan India," tutur Agustaf.
Pihak keluarga sebenarnya sudah menyiapkan keranda biasa. Tetapi karena jenazah tidak bisa dipindah sehingga tetap diletakkan dalam peti. Sekitar pukul 00.30, peti jenazah dimasukkan ke ambulans untuk dimakamkan. Tampak dalam penyambutan jenazah anak Wiji, Rahayu Putri yang mengenakan hijab, ayahnya Supardi, dan Rinda Lestasi, adik Wiji yang bekerja di Taiwan.
Saat melihat kotak jenazah kakaknya, mata Rinda berkaca-kaca menahan tangis. Sedang wajah Rahayu Putri terlihat sedih sambil sesekali memandang kotak jenazah ibunya.
Wiji Astutik tewas dibunuh di Hongkong pada 8 Juni 2015. Mayat Wiji digulung kasur dan dibuang di depan toko di kawasan Mong Kok, Senin (8/6). Di tubuhnya ada tusukan senjata tajam.
Hasil penyelidikan menyeret Wahaj Fyaz (30), pria asal Pakistan yang juga kekasih Wiji selama di Hongkong. Ia ditangkap bersama temannya asal India yang berusia 21 tahun, saat akan kabur dari Hongkong pada 10 Juni 2015.