REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Siti Sapurah, mengatakan teriakan memohon ampun dari Engeline sering terdengar dari kamar ibu angkatnya, Margriet Christina Megawe. Hal itu terungkap dari keterangan dua orang saksi yang kini didampingi pihaknya, Rahmat Handono dan Susiana.
“Pak Handono menuturkan sering mendengar teriakan ‘Ampun ma, lepaskan ..’ dari kamar Margriet. Saat itu, Margriet dan Engeline sedang berdua di dalam kamar,” kata Siti saat dihubungi ROL, Jumat (26/6).
Handono yang sudah tiga tahun kos di rumah Margriet juga mengaku melihat kekerasan fisik yang diterima Engeline sehari-hari. Pemukulan terhadap Engeline diakuinya sudah biasa dilakukan.
Namun, Handono tidak mengetahui kekerasan seperti apa yang dilakukan Margriet saat sedang berada di dalam kamar bersama Engeline.
“Handono hanya melihat yang terjadi di luar kamar. Dari pengakuannya memang Margriet sering melakukan kekerasan fisik dan verbal kepada Engeline,” tambah Siti.
Handono dan Susiana adalah pasangan suami istri yang kos di rumah Margriet. Sebelumnya, keduanya sudah sempat dimintai keterangan oleh penyidik Polda Bali.
Seperti diketahui, para saksi lain yang telah diperiksa adalah Margriet Christina Megawe, Agustinus Tai Hamdamai serta keluarga mantan pembantu Margriet, Francky A Maringka, Yuliet Christien dan Lorraine I Soriton.