REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Masjid Agung Sunan Ampel, salah satu situs bersejarah yang dahulu bernama Masjid Ampel Denta. Menurut Gus Zeid, masjid tersebut dibangun pada 1396 Masehi, meski di sejumlah sumber sejarah tertulis pada awal abad 14 (sekitar tahun 1421 Masehi).
"Sebuah penelitian dari Tutur Tinular dari orang tua keturunan kami, pada 1936 M dibangun Masjid Ampel Denta yang sampai sekarang terjaga keasliannya," ucapnya.
Masjid ini dibangun oleh Raden Rahmatullah dan menjadi salah satu masjid tertua di Indonesia yang dibangun dengan arsitektur Jawa Kuno yang dipadu dengan nuansa Arab. Untuk melestarikan dan melindungi peninggalan sejarah, Masjid Sunan Ampel telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya, dan dibangun sebagai kawasan wisata religi.
Masjid tersebut terdiri dari 16 tiang saka utama yang terbuat dari kayu jati, yang memiliki panjang 17 meter dan diameter 60 centimeter, serta memiliki 48 pintu. Angka 17 menjadi simbol 17 rakaat shalat dalam sehari semalam. Sedangkan, angka 16 merupakan jumlah huruf dua kalimat syahadat. 16 tiang itu, 12 tiang ada di dalam (jumlah huruf 'Muhammadarrasulullah' dalam arab) dan 4 tiang ada di luar (jumlah huruf 'Muhammad' dan 'Allah' dalam arab).
"Artinya, Sunan Ampel tidak sekadar mendirikan masjid tanpa filosofi yang kuat. Peninggalan beliau sangat luar biasa dan memiliki sarat arti. Meski benda mati, namun bisa dijadikan guru karena bisa belajar dalam filsafat Islam," paparnya.
"Yang jelas, kalau diterangkan satu per satu, tidak akan cukup waktu sehari semalam, hanya mengenal filsafat Masjid Ampel yang merupakan peninggalan Sunan Ampel," tuturnya, menambahkan.
Selain bangunan utamanya yang memiliki arsitektur unik dan kokoh yang mampu bertahan hingga berbagai zaman, Masjid Sunan Ampel juga terkenal dengan menaranya yang menjulang setinggi 50 meter, yang dulunya dipakai sebagai tempat adzan.
Di samping menara tersebut, terlihat kubah yang berbentuk mirip pendopo Jawa. Pada kubah tersebut terdapat ukiran mahkota yang berbentuk matahari, sebagai penanda kejayaan kerajaan Majapahit pada masa itu.
Masjid Sunan Ampel telah mengalami perluasan sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1926, 1954, dan 1972. Kini luasnya telah mencapai 1.320 meter persegi (panjang 120 meter dan lebar 11 meter), tapi kesederhanaan khas Sunan Ampel itu masih tetap ada di dalamnya.