Rabu 01 Jul 2015 07:51 WIB

Badak LNG Tak Ingin Bernasib Seperti Arun

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Satya Festiani
PT Badak LNG.
Foto: badaklng.co.id
PT Badak LNG.

REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- PT Badak NGL di Bontang, Kalimantan Timur atau yang akrab dikenal dengan Badak LNG terus mengalami penurunan produksi LNG atau gas alam cair yang diolahnya. Pada tahun 2001, Badak LNG sempat mencapai puncak produksinya dengan menghasilkan 22,5 Mtpa LNG (juta metrik ton LNG per tahun). Namun saat ini, produksinya menurun nyaris drastis. Pihak Badak LNG sendiri belum merilis angka produksi saat ini, namun penurunan yang terjadi sangat tajam.

Senior Manager Corporate Communication Badak LNG Ferry Sulistyo Nugroho menyebutkan, pihaknya tidak ingin nasib Badak LNG akan berakhir seperti kilang LNG di Arun, Aceh. Ferry menyebutkan, kota Arun seolah sangat berbeda dibandingkan dengan ketika LNG Arun masih beroperasi. Saat ini Kilang di Arun dialihfungsikan menjadi terminal regasifikasi, atau kebalikan dari kilang LNG.

Menyadari produksi LNG yang semakin merosot, Ferry melanjutkan, pihak Badak LNG sedang berupaya untuk menjaga eksistensi korporasi di masa datang. Menurutnya, Badak LNG ingin tetap menjadi bagian penting bagi masyarakat Bontang.

"Kami sempat alami masa kejayaan di 2001. Dan pelan pelan kita alami penurunan. Tapi tutup mungkin bisnis sumber daya alam. Tapi kami sedang berusaha untuk tetap eksis. Kalau sda habis kita harus tetap ada," jelas Ferry, di sela site visit media massa di Kompleks Badak LNG, Selasa (30/6).