REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Jatuhnya pesawat militer Indonesia di Medan diakui Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Agus Supriatna karena masalah mesin.
Ia mengatakan ada kelainan di baling-baling yang menunjukkan mesin macet. Alhasil, arah pesawat berubah miring ke kanan setelah lepas landas dan terbang lebih rendah dari yang seharusnya.
Sebelum jatuh pada Selasa (30/6), ia mengatakan, Hercules C130 menabrak antena radio setinggi 35 meter.
"Dengan menabrak antena, saya membayangkan itu pasti mempengaruhi pesawat," ujarnya.
Pencarian jenazah berakhir Rabu (1/7). Insiden itu menewaskan 141 orang termasuk 122 orang penumpang dan juga menewaskan masyarakat yang berada di bawahnya.