REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kepala Staff TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna menyatakan telah ada penyelidikan awal terkait jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Jalan Djamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa (31/6). Setidaknya ditemukan tiga penyebab pesawat tempur Angkatan Udara itu jatuh.
Menurut Agus, penyebab pertama diketahui dari adanya permintaan pilot yang ingin kembali ke Landasan Udara (Lanud) Soewondo. "Jelas itu ada sesuatu yang rusak, malfunction, makanya dia minta kembali," kata dia di Lanud Soewondo, Medan, Kamis (2/7).
Penyebab kedua, lanjut Agus, dilihat dari pesawat yang mengarah ke kanan saat lepas landas dan tidak bisa naik secara normal atau semestinya. Kondisi itu diperkirakan adanya mesin sebelah kanan dari pesawat mengalami kerusakan.
"Jadi diperkirakan engine sebelah kanan mati," ujar jenderal bintang empat itu.
Hal tersebut, kata dia, bisa dilihat dari propeller atau baling-baling yang berhenti atau tidak berputar. Di pesawat Hercules, ada empat baling-baling. Dua terletak di sebelah sayap kanan dan dua di kiri.
Karena terbang tidak sempurna, kata Agus, pesawat akhirnya menabrak antena yang ada di dekat landasan pacu. Hercules kemudian akhirnya jatuh di lokasi dan menabrak beberapa bangunan.
Jika tidak menabrak antena, Agus yakin pilot pasti akan mampu mengendalikan pesawat meski dengan satu mesin mati. Karena kecepatan masih rendah saat menabrak antena, akhirnya pesawat oleng dan jatuh.
Agus mengatakan, ini masih penyelidikan awal dan belum merupakan hasil final. Tim akan terus melakukan penyelidikan dan investigasi untuk mengetahui lebih dalam penyebab jatuhnya pesawat buatan Amerika tahun 1964 tersebut.