Senin 06 Jul 2015 07:19 WIB

Inventarisasi Gerakan Keagamaan Islam di Indonesia

Sejumlah pengunjung memilih buku agama di toko buku Wali Songo, Jakarta, Senin (29/6).  (Republika/Prayogi)
Sejumlah pengunjung memilih buku agama di toko buku Wali Songo, Jakarta, Senin (29/6). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Tim Penelitian dan Pengembangan Kementrian Agama RI

Beberapa tahun belakangan ini, gerakan keagamaan transnasional semakin berkembang di Indonesia. Disebut sebagai gerakan transnasional karena memang memiliki jaringan internasional, atau ia mempunyai jejaring di luar wilayah negara yang menjadi tempat asalnya berkembang. Beberapa kelompok keagamaan (Islam) yang dianggap transnasional itu di antaranya adalah Ikhwanul Muslimin dari Mesir, Hizbut Tahrir Indonesia (yang asalnya Hizbut Tahrir) dari Libanon, Salafi dari Saudia Arabia, Syiah dari Iran dan Jamaah Tabligh dari India/Bangladesh.

Dalam konteks negara-bangsa Indonesia, paham-paham gerakan-gerakan tersebut terkadang ada yang dapat menggoyahkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Misalnya beberapa gerakan menghendaki terwujudnya Negara Islam karena sistem yang berlaku sekarang ini dianggap tidak dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat.

Beberapa paham  dan gerakan  keagamaan lainnya tidak berupaya mengganti sistem NKRI, tetapi terkadang memicu konflik yang diakibatkan oleh klaim kesesatan oleh kelompok paham dan gerakan keagamaan lainnya, misalnya saja paham Syiah dan Ahmadiyah yang sering menjadi obyek klaim kesesatan atas sejumlah kelompok paham keagamaan Islam arus utama di Indonesia.  Belum lagi berbicara soal paham-paham keagamaan lokal yang muncul di berbagai wilayah Indonesia yang juga terkadang memicu klaim kesesatan oleh kelompok paham keagamaan arus utama terhadapnya.

Gerakan-gerakan tersebut dapat menyebar dengan strateginya masing-masing, yang tentu saja di antaranya adalah melalui penyebaran-penyebaran tulisan-tulisan, dengan media-media  atau buku-buku, yang dianggap dapat menjadi saluran—meminjam istilah dalam ilmu komunikasi —untuk menyebarkan paham keagamaannya.

Watson dalam artikelnya yang berjudul “Islamic Books and Their Publishers: Notes on Contemporary Indonesian Scene”  menysinyalir bahwa pada dua dekade terakhir ini, penerbitan Islam, dalam kasus Islam dan masyarakat Islam di Indonesia, mengalami perkembangan yang begitu pesat. Buku-buku atau media-media Islam dapat dengan mudah ditemukan baik di arena pameran-pameran buku dan toko-toko buku Islam maupun umum.

Bahkan dapat dengan dengan mudah didapatkan di pinggir-pinggir jalan atau agen-agen kecil. Buku-buku Islam tersebut telah mempunyai segmentasi pasar yang jelas, yang hal ini dapat menjadi sebuah perhatian tentang bagaimana kecendrungan pemahaman ajaran Islam komunitas Muslim Indonesia dari buku-buku yang mereka baca. Dengan demikian, lewat buku atau media, masyarakat Muslim Indonesia direpresentasikan.

selanjutnya...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement