REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Ketua KPK Johan Budi mengatakan, teror yang dialami salah satu penyidik KPK tidak hanya terjadi satu atau dua kali saja. Dia juga mengaku, ancaman-ancaman dalam bentuk lain kerap terjadi kepada pegawai KPK yang lain.
"Dulu juga pernah ada penyidik yang ditabrak mobilnya saat mau menangkap," kata dia di gedung KPK, Senin (6/7).
Johan mengatakan, Ahad (5/7) malam, seorang penyidik KPK diteror dengan benda mirip bom yang diletakkan di depan rumah yang bersangkutan. Kejadian itu terjadi di rumah penyidik Afif Julian Miftah di Perumahan Mediterania Regensi, Jalan Anggrek Blok A, RT 04/16 Kelurahan Jakamulya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Teror terhadap penyidik KPK terjadi cukup sistematis. Teror yang terjadi terhadap Afif kali ini merupakan rangkaian dari teror-teror yang dialami sebelumnya. Mobil penyidik dari kepolisian berpangkat komisaris polisi (kompol) ini sebelumnya juga diteror dengan disiram air keras dan dirusak di beberapa bagian.
Johan mengatakan, Afif memang sedang menangani lima perkara yang saat ini ditangani KPK. Namun, Johan meminta agar aksi teror terhadap salah satu penyidiknya ini tidak dikaitkan dengan kasus yang sedang ditangani.
"Jangan dikait-kaitkan dengan kasus yang sedang ditangani, polisi sedang melakukan investigasi. Selanjutnya kami serahkan ke tim Polri," ujar mantan juru bicara KPK ini.