REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari 194 nama calon pimpinan (capim) KPK yang lolos seleksi administrasi, satu di antaranya adalah politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Yani. Ia mengaku ikut mencalonkan diri menjadi capim KPK setelah melihat kondisi lembaga antirasuah tersebut saat ini tengah carut marut.
Ia mengaku terpacu membantu meningkatkan kinerja KPK yang saat ini banyak permasalahan. Inilah alasan yang membutanya memilih ikut mendaftar dalam seleksi pemilihan orang yang akan duduk di kursi pimpinan lembaga antirasuah tersebut.
"Carut marutnya KPK saat ini membuat keterpacuan saya untuk ikut daftar. Saya ingin mengkontribusikan kemampuan yang saya punya," katanya kepada ROL, Rabu (7/7).
Kondisi KPK yang dinilainya cukup memprihatinkan saat ini tergerak berpartisipasi. Terlebih pada awal pendiriannya KPK berdiri atas gagasan besar partai tempatnya bernaung.
Ia optimistis bisa membantu KPK kembali pada fungsinya. Ini tentu akan meningkatkan kinerja KPK memberantas korupsi di Indonesia yang semakin merajalela.
Walaupun dipandang sebelah mata, ia mengaku tidak bermasalah banyak pihak yang memandang rendah kalangan partai politik. Saat ini ia hanya ingin membuktikan tujuannya lurus ingin berkontribusi dalam pemerangan antikorupsi di Indonesia.
Sebelumnya Ahmad berhasil lolos seleksi tahap pertama dari 609 pendaftar. Banyak pihak yang memandang sebelah mata capim dari kalangan politisi. Mereka dianggap membawa kepentingan politik yang tentunya akan membahayakan KPK nantinya.