Kamis 09 Jul 2015 17:06 WIB

Cegah ISIS, Menko Polhukam Gandeng BNPT dan BIN

Rep: Dessy S Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdjiatno.
Foto: Antara
Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdjiatno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Polhukam, Tedjo Edhy Purdijatno mengaku hingga kini belum mengetahui atau mendapatkan informasi terkait dua mantan pilot asal Indonesia yang tergabung dengan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ia mengatakan akan menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) serta Badan Intelijen Negara (BIN), dan kepolisian.

“Belum dapat informasi, nanti kalau dapat informasi yang benar kita ini. Nanti saya akan bicara dengan BIN, kepolisian, dan BNPT dan sebagainya,” kata Tedjo di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (9/7).

Lebih lanjut, Tedjo menegaskan pemerintah akan mengambil langkah untuk mengantisipasi berkembangnya paham ISIS di Indonesia. Karena itu, pihaknya akan terus memonitor dan mengawasi pergerakan paham radikal ini.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir menyampaikan Kementerian Luar Negeri belum bisa mengkonfirmasi terkait dua mantan pilot asal Indonesia yang tergabung dengan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Kami mengetahui informasi ini juga dari berita tadi pagi. Saat ini kami sudah menghubungi pihak keamanan seperti Polri, BNPT dan Densus 88 untuk konfirmasi kedua kasus ini," ujar Tata sapaan akrab Arrmanatha.

Menurut Tata, pihak keamanan Indonesia mempunyai kemampuan memonitor WNI yang terlibak kelompok radikal. Namun, karena jumlahnya yang cukup banyak dan tidak semua terverifikasi menjadi satu tantangan yang dihadapi Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement