REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Legalitas pernikahan sesama jenis di Amerika Serikat dimanfaatkan oleh pasangan gay di Cina. Alasan cinta dan sebuah komitmen membuat pasangan ini nekat melanggar aturan negara itu.
Adalah pasangan gay Ling Jueding (34) dan Gino (27) yang menggelar resepsi pernikahan mewah dan meriah, setelah Mahkamah Agung AS melegalkan pernikahan sesama jenis di 50 negara bagian. Namun, resepsi itu harus berurusan dengan pihak kepolisian yang berusaha membatalkan upacara menyesatkan itu.
Meski mereka telah mengikat kasih dan janji, pemerintah Cina tidak sudi mengakui pernikahan pasangan berkelainan itu.
Dilansir Mirror, Jumat (10/7), pasangan ini telah bersama sejak 2013, ketika mereka bertemu di sebuah acara yang diselenggarakan oleh perusahaan tempat Ling bekerja. Itu adalah perusahaan pengembang aplikasi jejaring sosial gay.
"Pada pandangan pertama, saya pikir dia (Ling) sedikit girly, sama sekali tidak seperti lelaki, dan kami tidak berbicara banyak pada awalnya," kata Gino pada Shanghaiist.
Gino menceritakan, hubungan mereka mulai dekat ketika Ling beralasan mencari pekerjaan dan mengajaknya minum kopi. Hal itu membuat mereka mengenal satu sama lain dengan lebih baik. "Tapi tampaknya dia telah merencanakan semuanya selama ini."
Belakangan, masih pada tahun 2013, pasangan itu mengambil cuti secara bersamaan. Akhirnya mereka semakin dekat. "Gino mebiarkan aku melihat harapan di masa depan, dan kami bertemu pada waktu yang tepat," kata Ling.
Ling mengakui bahwa Gino adalah seseorang yang sentimental. Dia menyimpan semua kenangan kebersamaan mereka, seperti potongan karcis bioskop, tiket kereta api, souvenir dari hubungan mereka, bahkan kelopak mawar kering dari karangan bunga Valentine.
Ling mengungkapkan, awalnya, orang tuanya kesulitan menerima kelainan seksualnya. Tapi mereka akhirnya menerima karena dia masuk Universitas Tsinghua untuk program pascasarjana.
Tapi semua dukungan tidak bisa membantu mereka. Pemerintah Cina tidak melegalkan hubungan sesama jenis sehingga mereka harus digagalkan. Sehari sebelum mereka menikah, polisi menelepon dan mengatakan bahwa mereka tidak boleh mengadakan upacara pernikahan di tempat pesanan mereka.
Pasangan ini kemudian menacari tempat lain hingga ditolak di 10 tempat yang berbeda. Tak mau menyerah, mereka melakukan pernikahan di sebuah tempat pribadi.
Saat ini, mereka berencana pergi ke Amerika untuk mendapatkan lisensi pernikahan. Mereka berharap bisa menjadi sebuah keluarga dengan pengakuan rival ekonomi negaranya tersebut.