Rabu 15 Jul 2015 11:53 WIB

4.000 Penumpang Australia Masih Tertahan di Bali

Red:
 Seorang warga negara asing menunggu informasi keberangkatan penerbangannya setelah adanya penutupan semua penerbangan di Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Jumat (10/7).  (Antara/Nyoman Budhiana)
Seorang warga negara asing menunggu informasi keberangkatan penerbangannya setelah adanya penutupan semua penerbangan di Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Jumat (10/7). (Antara/Nyoman Budhiana)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sedikitnya 4.000 penumpang tujuan Australia masih tertahan di Bali, Rabu (15/7), setelah Gunung Raung kembali memuntahkan abu vulkanik, yang dikhawatirkan mengganggu rute penerbangan dari dan ke Denpasar.

Dua maskapai Australia yaitu Virgin dan Jetstar kemarin telah mengangkut ribuan penumpang tujuan Australia. Bahkan Rabu pagi Virgin kembali memberangkatkan penerbangan tambahan.

Sementara itu menurut Rebecca Patrick dari Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) menyatakan belum jelas bagaimana dampak semburan baru abu vulkanik Gunung Raung.ru-baru ini.

"Kami masih terus memantau saat ini," katanya kepada ABC ba

"Pergerakan angin bervariasi sehingga awan debu bergerak ke arah berbeda-beda. Hingga kini terpantau belum mencapai wilayah Bali," jelas Rebecca.

"Untungnya dari semburan terakhir ini tidak banyak debunya seperti tampak dalam citra satelit, dan awan debu sebelumnya telah semakin menipis bergerak ke arah timur. Jadi penerbangan ke Bali hari ini cukup memungkinkan," katanya.

Namun demikian Virgin menyatakan sejumlah penerbangan dari Australia ke Denpasar hari ini mengalami penundaan sambil menunggu konfirmasi kondisi dari pihak VAAC.

Sementara Jetstar menyatakan seluruh penerbangan hari ini akan berjalan sesuai jadwal namun tetap memerhatikan kondisi cuaca.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement