Sabtu 18 Jul 2015 18:48 WIB
Pembakaran masjid

DMI: Peristiwa Tolikara Bukan Semata Masalah Speaker

Rep: C93/ Red: Erik Purnama Putra
Ditjen Bimas Kristen Kementrian Agama RI,  Oditha R Hutabarat
Foto: Republika
Ditjen Bimas Kristen Kementrian Agama RI, Oditha R Hutabarat

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sekretaris Bidang Dakwah Dewan Mesjid Indoneaia (DMI) Ahmad Yani memaparkan terjadinya peristiwa pembakaran rumah ibadat umat Islam di Kabupaten Tolikara tidak boleh menyederhanakan persoalan semata pada masalah speaker. Sebab, menurut dia, persoalan itu terkait ketidakpahaman atau bisa jadi kebencian pihak lain terhadap umat Islam di Papua.

"Ini bisa jadi masalah ketidakpahaman atau mungkin juga ada yang benci kepada umat Islam di sana," kata Yani kepada Republika, Sabtu (18/7).

Yani melanjutkan, kalau dari sisi persentase, sebenarnya non-Muslim di Papua sudah tidak mayoritas lagi. Tetapi, saat ini sudah sama jumlahnya dengan Muslim. "Baik karena warga asli Papua yang masuk Islam maupun pendatang yang Muslim," tambah Yani.

Sebelumnya, perselisihan berbuntut pembakaran rumah ibadah umat Islam terjadi di Kabupaten Tolikara. Pembakaran tersebut terjadi ketika umat Islam di Papua, sedang melangsungkan shalat Ied di sebuah masjid di Tolikara.

Pembakaran tersebut belum terang penyebabnya. Namun diduga pembakaran itu terjadi akibat cek-cok antara jemaat Gereja GIDI dan jamaah shalat Id. Jemaat Gereja GIDI dikatakan tak suka dengan aktivitas Muslim yang melakukan peribadatan dengan menggunakan alat pengeras suara.

Aktivitas keagaam Islam dengan pengeras suara itu, dituding jemaat Gereja GIDI sangat mengganggu ibadat mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement