REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktik parkir liar menjamur hingga ke jalan di hampir semua pintu masuk yang ada di Monumen Nasional. Libur kedua Lebaran, masyarakat Jakarta yang tidak mudik Lebaran ke kampung halaman, memanfaatkan hari libur dengan memadati tempat-tempat wisata yang ada di ibukota.
Tak pelak, sejumlah tempat wisata yang berlokasi di dalam kota, baik di pinggir ataupun di tengah kota, menjadi tujuan favorit masyarakat, untuk menikmati libur Lebaran bersama sanak keluarga dan kerabat.
Salah satunya adalah Monumen Nasional, yang terletak di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Bangunan yang merupakan ikon kota Jakarta tersebut, menjadi salah satu tujuan wisata favorit, khususnya bagi masyarakat yang mejalani libur Lebaran di ibukota.
Bahkan, pengunjung yang hari ini mengunjungi Monumen Nasional berasal dari daerah-daerah penyangga, seperti Depok, Bekasi dan Tangerang.
Sayangnya, kedatangan para pengunjung ke Monumen Nasional tidak diikuti kesadaran, untuk menaati peraturan dan lalu lintas yang berlaku di tempat wisata yang khas dengan tugu emas di puncaknya tersebut.
Hal itu bisa terlihat dari banyaknya sampah yang berserakan di jalan-jalan sekitar Monas, serta menjamurnya parkir liar yang mengurai sampai ke jalan-jalan raya di sekitar Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
Salah satu petugas kepolisian yang bertugas di depan gerbang selatan Monumen Nasional, Anwar, menuturkan kalau petugas tidak bisa lagi melarang lantaran banyaknya kendaraan yang terparkir di sana.
Anwar mengaku hanya bisa mengatur lalu lintas, agar tidak terjadi kemacetan di lalu lintas sekitar parkir liar, yang membuat kesulitan para pengendara yang hendak melintas. "Kita cuma bisa ngatur supaya gak macet aja ini sih," kata dia.
Tidak hanya terjadi di depan satu pintu masuk saja, praktik parkir liar bahkan menjamur di hampir semua gerbang Monumen Nasional.
Empat gerbang Monumen Nasional, yaitu gerbang selatan, gerbang barat, gerbang utara dan gerbang timur, dipenuhi oleh kendaraan pengunjung, yang enggan untuk memarkirkan kendaraannya secara legal di lokasi parkir yang berada di dalam kawasan Monas.
Kondisi tersebut tentu saja membuat lalu lintas di Medan Merdeka menjadi tersendat, lantaran banyaknya kendaraan, khususnya mobil, yang diparkir di sejumlah lajur di jalan raya.
Bahkan, di gerbang selatan dan gerbang barat Monumen Nasional yang terletak tidak jauh dari Stasiun Gambir, kemacetan dan kesemerawutan lalu lintas terjadi lantaran parkir liar hanya menyisakan dua lajur yang masih bisa dilewati.
Bahkan, parkir liar tidak hanya mengambil lajur kiri atau trotoar jalan saja yang biasa disalah gunakan para pelanggar, parkir liar bahkan terjadi di dua sisi, lajur kiri dan kanan, yang berada di depan gerbang selatan Monumen Nasional.
Akibatnya, kondisi tersebut sangat menyulitkan para pengendara yang hendak melintasi Medan Merdeka Selatan, sekaligus penumpang kereta yang akan memasuki Stasiun Gambir.
Salah seorang pengunjung yang memarkirkan mobilnya secara liar, Sugih (38), mengatakan kalau ia tidak mau repot mengantri di pintu masuk Monas, untuk memarkirkan mobilnya secara legal di lokasi parkir.
Sugih yang datang bersama anak, istri dan saudaranya dari daerah, menyebut kalau ia dimintakan tarif parkir lumayan mahal, sesaat setelah memarkirkan mobilnya. "Ini tadi bayar 20 ribu pas masuk, abis repot kalo ngantri di dalem," pungkasnya.