Ahad 19 Jul 2015 03:25 WIB

Hari Kedua Lebaran, Penumpang Kereta Api Melonjak

Penumpang turun dari gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) melintas di Stasiun KA Palmerah, Jakarta Barat, Senin (6/7).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Penumpang turun dari gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) melintas di Stasiun KA Palmerah, Jakarta Barat, Senin (6/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hari kedua Lebaran Idul Fitri 1436 Hijriah/2015 terjadi lonjakan penumpang kereta api di Stasiun Besar Bogor, tercatat jumlah penumpang yang turun dan naik kereta mulai dari pagi hingga pukul 20.00 WIB sebanyak 124.315 orang.

"Hari kedua lebaran atau H+1 libur Idul Fitri lonjakan penumpang sudah terlihat, hingga pukul 20.00 WIB jumlah penumpang yang turun dan naik kereta sebanyak 124.315 orang," kata Kepala Stasiun Besar Bogor, Darmin, di Bogor, Sabtu (18/7).

Lonjakan penumpang kereta api di Stasiun Besar Bogor sudah terpantau sebelumnya. Bahwa setiap H+1 atau hari kedua lebaran terjadi lonjakan penumpang kereta api commuter line Jabodetabek.

"Seperti setiap tahunnya, lonjakan penumpang itu terjadi di H+1 lebaran, warga memanfaatkan momen untuk bersilaturahim ke rumah sanak saudaranya sekaligus berwisata," kata Darmin.

Darmin menyebutkan, pihaknya telah mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang dengan menambah jumlah loket pelayanan tiketing, baik untuk pembayaran maupun penukaran dari 15 loket menjadi 18 loket.

Penambahan loket ini dilakukan agar tidak terjadi antrian atau penumpukan penumpang yang hendak membeli tiket sehingga menghambat jalur lalu lintas penumpang yang keluar dan masuk stasiun.

Sementara itu, lonjakan penumpang kereta api di Stasiun Besar Bogor membuat suasana di stasiun menjadi penuh sesak, antrian penumpang di depan loket yang cukup padat. Serta terjadi kepadatan pergerakan penumpang yang berjalan di pedestrian sekitar stasiun.

Padatnya penumpang ini membuat sejumlah warga yang hendak keluar dari stasiun memanjat pagar yang berada di bawah jembatan penyebarangan orang. Alternatif ini dilakukan karena terjadi antrian warga keluar pedestrian yang ruasnya sangat kecil sehingga tidak mampu menampung alur pergerakan penumpang.

Demikian juga tangga menuju jembatan penyebrangan juga penuh sesak penumpang yang akan keluar maupun masuk ke dalam terminal. Aktivitas jual beli penumpang dengan pedagang kaki lima yang menjajakan barang dagangan di pinggir pagar membuat arus lalu lintas penumpang tersendat.

Imbas dari lonjakan penumpang di Stasiun Besar Bogor ini arus lalu lintas kendaraan di Jalan Kapten Muslihat dan Mayor Oking menjadi tersendat. Banyaknya angkot yang ngetem mengambil penumpang serta aktivitas warga yang menyebrang membuat menjadi hambatan di ruas jalan tersebut.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement