REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemeluk Ahmadiyah mengakui, Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi. Padahal, dalam ajaran Islam, Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang wajib dipercayai. Alhasil, ajaran Ahmadiyah dianggap sesat lantaran mengakui adanya nabi setelah Rasulullah.
Meski begitu, pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla menilai, para pengikut Ahmadiyah tidak melakukan penistaan terhadap agama Islam. Menurut dia, pemeluk Ahmadiyah memiliki penafsiran sendiri atas ajaran yang dianutnya.
"@harunyusufzein ahmadiyah tidak menodai islam. yg mereka lakukan bukan menodai, tp punya tafsiran sendiri. menafsir bukan menodai agama," katanya melalui akun ahmadiy, @ulil ketika menjawab pertanyaan salah satu pengikutnya.
Ulil pun membandingkan penderitaan pengikut Ahmadiyah dengan kaum Muslim di Tolikara yang ketika sedang shalat Idul Fitri, Jumat (20/7), diserang massa GIDI. Dampaknya, umat Islam ketakutan ketika dilempari batu hingga membuat masjid di sana terbakar.
Ulil malah meminta umat Islam untuk instropeksi diri. "Kasus Tolikara saat tepat u/ ingatkan umat Islam: betapa sakitnya jika rumah ibadah kita diganggu. Ingat: Umat Ahmadiyah sdh sering alami," ujarnya.
Dia lagi-lagi mengingatkan, kaum Muslim untuk tidak terbawa suasana terkait insiden penyerangan umat Islam di Tolikara. "Wahai umat Islam, cobalah melakukan sedikit otokritik dan introspeksi. Jangan mudah terbawa perasaan. :)."