REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Pasukan Uni Afrika di Somalia membantah laporan mereka membunuh beberapa warga dalam pertempuran dengan gerilyawan Al Shabaab, Selasa (21/7).
Pasukan mengatakan mereka menembak semua gerilyawan terkait Alqaidah. Saksi di selatan pelabuhan Merka mengatakan pasukan dari AMISOM yang berkekuatan 22 ribu tentara menewaskan sedikitnya delapan warga pada Selasa dalam tembak-menembak setelah gerilyawan melemparkan granat ke arah iringan militer.
"Ada serangan granat menyasar pasukan penjaga perdamaian saat mereka lewat. Mereka kemudian melepaskan tembakan membabi-buta, membunuh banyak warga, termasuk anak-anak dan perempuan," kata warga Abdirahman Mohamed.
Saksi lain, Ibrahim Adam mengatakan melihat pasukan menyerbu rumah warga setelah ledakan itu. "Terdapat dua anak dan seorang perempuan yang menjadi korban dalam peristiwa itu. Mereka menembak siapa pun yang mereka lihat bergerak di daerah tersebut dan semua korban adalah warga sipil," katanya.
Namun, pasukan Uni Afrika mengatakan satu-satunya orang yang tewas adalah dari gerilyawan Al Shabab.
"Misi Uni Afrika di Somalia (AMISOM) telah mentah-mentah membantah tuduhan licik ini," kata pasukan itu dalam sebuah pernyataan.
Dalam peristiwa tersebut, AMISOM diberi mandat untuk melakukan tembakan, lima pejuang Al Shabaab tewas termasuk salah satu pemimpin terkenal mereka, Mohammed Dahir.
AMISOM Dikirim ke Somalia sejak 2007 dan telah membantu memukul mundur kembali Al Shabaab di wilayah selatan negara itu, merebut kembali kota-kota dan wilayah yang dikuasai mereka selama bertahun-tahun.
Serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) juga telah banyak memakan korban dari Al Shabaab, membunuh komandan senior, termasuk pemimpin kelompok itu Ahmed Godane pada September lalu.
Di bawah tekanan di Somalia, Al Shabaab juga telah meningkatkan serangan di negara tetangga Somalia, yaitu Kenya.