REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen (Purn) Sutiyoso mengungkapkan, tidak menampik soal adanya dugaan keterlibatan pihak asing dalam insiden berbau SARA di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7). Namun, Sutiyoso menegaskan, untuk itu diperlukan ada bukti-bukti yang menguatkan dugaan itu.
Selain itu, Sutiyoso juga enggan menyebut pihak-pihak asing mana yang diduga terlibat dalam insiden yang menghanguskan puluhan kios dan masjid tersebut. Dugaan keterlibatan pihak asing itu pun harus dibuktikan dengan hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan aparat terkait.
Namun, seiring dengan investigasi yang dilakukan aparat terkait, segala kemungkinan soal kasus ini tetap terbuka, termasuk adanya dugaan keterlibatan pihak asing. "Keterlibatan asing sangat mungkin, tapi sekali lagi, kami harus mencari bukti-bukti terlebih dahulu," ujar Sutiyoso usai pertemuan dengan Panglima TNI, Kapolri, pemuka-pemuka agama di rumah dinas Kepala BIN, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (23/7).
Karena itu, lanjut Sutiyoso, publik diminta untuk menunggu hasil-hasil penyelidikan dan penyidikan yang tengah dilakukan Kepolisian, termasuk dalam mencari dan menetapkan tersangka dari insiden tersebut. Sutiyoso menegaskan, pasca insiden tersebut para aparat terkait tengah melakukan upaya-upaya penegakan hukum.
Pun dengan upaya BIN untuk menyikapi insiden ini terkait adanya kemungkinan kerusuhan di Tolikara bakal memicu insiden yang lebih besar lagi di daerah lain. "Semuanya masih mungkin, karena itu kami masih melakukan penyelidikan lebih dalam lagi," kata mantan panglima Kodam Jaya itu
Sementara terkait peristiwa-peristiwa perusakan rumah ibadah di sejumlah daerah pasca insiden Tolikara, Sutiyoso mengakui, peristiwa-peristiwa itu merupakan rentetan atau imbas dari insiden Tolikara. Namun, peristiwa itu lebih bersifat spontanitas di daerah-daerah tersebut.
Sebelumnya, pascakerusuhan di Tolikara, terjadi sejumlah insiden perusakan rumah ibadah di beberapa daerah. Perusakan rumah ibadah berupa Gereja sempat terjadi di Purworejo, Solo, dan Palu. Insiden pembakaran pintu sempat menimpa Gereja Katolik Jawa (GKJ) di Desa Teplok, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Senin (20/7) dini hari.
Selain itu di Solo, Jawa Tengah, Laskar Umat Islam Surakarta juga sempat menuntut penutupan Gereja Injil di Indonesia (GIDI) yang terletak di Joyontakan, Serengan, Solo, lantaran dianggap tidak berizin. Sementara upaya percobaan pembakaran pos pengamanan gereja juga sempat terjadi di Palu, Sulawesi Tengah.
Untuk itu, Sutiyoso mengungkapkan, dirinya telah menginstruksikan jajaran intelijen di daerah melalui Komunitas Intelijen Daerah (Kominda), yang terdiri dari aparat intelijen TNI, Polri, dan pemerintahan, untuk terus waspada dan meningkatkan pengawasan terhadap tempat-tempat ibadah.
"Kami kan sudah punya jalur komunikasi dan telah langsung kami komunikasikan ke semuanya (di daerah). Saya sudah instruksikan semuanya. Pihak Kepolisian juga tentu sudah siaga," kata Bang Yos.