Ahad 26 Jul 2015 19:57 WIB

Empat Kecamatan di Sukabumi Alami Kekeringan

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Maman Sudiaman
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -— Sebanyak empat kecamatan di Kabupaten Sukabumi mengalami kekeringan. Akibatnya, warga di empat kecamatan tersebut mulai mengalami kesulitan mendapatkan pasokan air bersih. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, empat kecamatan tersebut yakni Bantargadung, Warungkiara, Ciracap, dan Gegerbitung.

Ada 12 desa yang mengalami kekeringan di empat wilayah tersebut.‘’ Laporan yang kami peroleh, lokasi kekeringan terbanyak berada di Warungkiara,’’ ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo kepada Republika Ahad (26/7).

Di kecamatan itu ada enam desa yang dilaporkan mengalami kekeringan.Sementara di Bantargadung terjadi di tiga desa, Gegerbitung dua desa, dan satu desa di Kecamatan Ciracap. Kecamatan tersebut rata-rata berada di selatan Sukabumi. Menurut dia, warga di empat kecamatan ini rencananya akan segera mendapatkan pasokan air bersih dari pemerintah.Meskipun sudah melanda empat kecamatan kata Usman, BPBD belum menetapkan status siaga darurat kekeringan. ‘’ Saat ini masih dalam proses pembahasan pentingnya menetapkan status siaga kekeringan,’’ ujar dia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi Irwan Fajar menambahkan, sebelumnya BPBD telah mengirimkan surat edaran melalui radiogram kepada 47 kecamatan. ‘’ Isinya meminta aparat kecamatan segera melaporka ketika warga mengalami dampak kekeringan,’’ terang dia.Harapannya ujar Irwan, dampak kekeringan di daerah dapat segera diatasi. Upayanya dengan melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti perusahaan daerah air minim (PDAM) dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement