REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat mengungkapkan kekeringan yang terjadi memiliki potensi berdampak kepada kekurangan gizi di masyarakat. Selain itu, dampak yang berpotensi terjadi di masyarakat adalah diare dan infeksi saluran pernapasan (ispa).
Kepala Dinkes NTB Eka Junaidi mengatakan Lombok Timur dan Lombok Tengah menjadi wilayah yang berpotensi tinggi terkena dampak kekeringan yaitu kesulitan air bersih serta mengalami kekurangan gizi. Namun, hingga saat ini pihaknya belum memperoleh laporan mengenai masyarakat yang mengalami kurang gizi.
“Rawan kekurangan gizi di Lombok Timur dan Lombok Tengah. Namun belum adalaporan soal kekurangan gizi dan yang lainnya dibandingkan dengan NTT yang sudah terdapat masyarakat yang kekurangan gizi,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Rabu (29/7).
Meski belum ada laporan terkait masyarakat yang kurang gizi akibat dampak kekeringan. Ia menuturkan, pihaknya bersama tim dari Kemenkes serta direktorat gizi terus memantau masyarakat khususnya di Lombok Timur dan Lombok Tengah serta menyiapkan bahan makanan.
“Dampak kekeringan lebih banyak menyangkut kesulitan air dan gagal panen. Namun, tidak hanya itu karena dampaknya lebih banyak,” ungkapnya.
Dirinya menuturkan, pihaknya akan melakukan pemantauan dalam beberapa hari ke depan sebagai bentuk antisipasi jika terdapat masyarakat yang kurang gizi akibat dampak kekeringan.