Selasa 04 Aug 2015 14:50 WIB

PT MRT Kewalahan Bebaskan Lahan Warga

Suasana proyek MRT (Mass Rapid Transit) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (14/7).   (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Suasana proyek MRT (Mass Rapid Transit) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (14/7). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta berharap proses pembebasan lahan untuk proyek pembangunan sarana transportasi massal MRT di Jalan Cipete Raya dan Haji Nawi, Jakarta Selatan segera tuntas. Kawasan sekitar Jalan Haji Nawi dan Cipete Raya termasuk salah satu lokasi pembangunan stasiun MRT. Rencananya, di kedua lokasi tersebut akan dibangun stasiun jenis layang.

Tetapi, warga di sekitar kedua lokasi tersebut mematok harga tanah yang melebihi Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), yakni lebih dari Rp 100 juta per meter persegi. Menurut Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta, harga lahan di kedua lokasi itu masih di bawah Rp 100 juta per meter persegi.

"Kalau masalah pembebasan lahan di Jalan Cipete Raya dan Haji Nawi tidak kunjung selesai, akan kami pilih opsi lain," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami di Jakarta, Selasa (4/8).

Menurutnya, jika masalah pembebasan lahan tersebut tidak kunjung tuntas, PT MRT membuat opsi lain, yaitu untuk tidak membangun stasiun, baik di Jalan Cipete Raya maupun Jalan Haji Nawi.

"Meskipun demikian, tidak membangun stasiun di kedua lokasi tersebut menjadi pilihan terakhir. Itu pun kemungkinannya sangat kecil. Kita usahakan masalah pembebasan lahan ini selesai dulu," ujar Dono.

Di sisi lain, dia menuturkan opsi lain yang telah disiapkan apabila masalah pembebasan lahan itu tidak juga selesai, yakni merancang ulang desain stasiun di kedua lokasi itu.

"Jadi, kalau tidak juga ditemukan jalan keluar, kemungkinan kami akan merancang ulang stasiun. Lahan yang akan dibebaskan itu kan rencananya mau dipakai untuk jalur keluar masuk ke stasiun. Kemungkinan itu yang akan diatur ulang," tutur Dono.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement