Rabu 05 Aug 2015 01:30 WIB
Muktamar NU

Dua PWNU Daerah Ini Beri Sinyal Dukung Petahana

Rep: Andi Nurroni/ Red: Bilal Ramadhan
Muktamar NU ricuh, Ahad (2/8)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Muktamar NU ricuh, Ahad (2/8)

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG — Pengurus Wialayah Nahldlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan sinyal dukungan terhadap KH Mustofa Bisri dan KH Said Aqil Siradj untuk memenangi pemilihan Rais Aam Syuriah dan Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU).

Melalui jumpa pers, Selasa (4/8), kedua pimpinan PWNU secara diplomatis mempromosikan kedua sosok tersebut. Khusus kinerja PBNU, menurut Ketua PWNU Jawa Barat KH Eman Suryaman, selama lima tahun kepengurusan terakhir, berbagai pencapaian diraih secara signifikan.

“Selama lima tahun kepengurusan PBNU, dari 2010-2015, PBNU telah mengimpelementasikan berbagai program yang bermanfaat bagi umat, baik di bidang ekonomi, kesehatan, terutama pendidikan,” ujar Ketua PWNU Jawa Barat KH Eman Suryaman di Media Center Muktamar ke-33 NU.

Menurut Kiai Eman, saat ini, NU telah memiliki 24 perguruan tinggi. Padahal, menurut dia, pada Muktmar ke-32 di Makassar, yang ditargetkan hanya 5 perguruan tinggi. Pencapaian tersebut, menurut dia sangat signifikan. “Ini harus ktia banggakan sebagai hasil kerja keras NU dari tingkat pusat, cabang, hingga tingkat ranting,” kata dia.

Senada,  Ketua PWNU NTB TGH Taqiuddin Mansur menyampaikan, PBNU pada kepengurusan terakhir juga terbukti teguh menghadapi berbagai godaan politik praktis. “NU tetap eksis menampakan dirinya sebagai jamaiyah, tanpa melibatkan dirinya dalam pragmatisme sesaat,” ujar Kiai Taqiuddin.

Sementara terkait kandidat Rais Aam Syuriah, Kiai Taqiuddin tidak segan untuk menyebut nama KH Mustofa Bisri sebagai kandidat yang paling pantas. “Gus Mus orang yang paling pas saat ini. Beliau seorang inelektual, budayawan, ia pun fleksibel berhubungan dengan berbagai pihak. Dia rendah hati dan sangat luwes,” tutur Kiai Taqiuddin.

Dari sidang Komisi Organisasi di Pondok Pesantren Denanyar, pukul 20.45, sidang para rais syuriah telah mencapai kesepakatan melalui pemungutan suara. Dari 496 rais syuriah, 252 menyatakan setuju pemilihan rais aam syuriah atau pemimpin tertinggi NU dipilih melalui mekanisme ahlus halli wal aqdi atau AHWA, yang artinya musyawarah mufakat melalui forum sembilan kiai terpilih. Sementara sisannya, 235 menyatakan menolak, sedangkan 9 lainnya tidak memilih atau abstain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement