Rabu 05 Aug 2015 12:33 WIB

Forum Menlu ASEAN Bahas Laut Cina Selatan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Salah satu sudut Laut Cina Selatan.
Foto: Rti.org.tw
Salah satu sudut Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Amerika Serikat dan Cina bertemu untuk membahas ketegangan di Laut Cina Selatan pasca ASEAN menyeru semua pihak untuk mengendalikan diri. Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi bertemu di Kuala Lumpur, Malaysia dalam forum menteri luar negeri ASEAN.

Kerry mengatakan pada wartawan, AS menyeru Cina untuk menghentikan aktivitas reklamasinya di kawasan. AS juga mengkritik Cina karena telah membuat tujuh pulau buatan di wilayah sengketa kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan.

Kerry memberitahu rekan Menlu ASEAN lainnya pertemuan dengan Wang berlangsung baik. Namun, Kerry tidak memberikan informasi lebih jelas.

"Kami ingin memastikan keamanan perairan, ladang perikanan dan sengketa di wilayah ditangani dengan damai juga sesuai dengan hukum internasional," kata Kerry pada pembukaan forum, Rabu (5/8).

Wang mengatakan ia akan fokus pada diskusi damai untuk menyelesaikan sengketa. Wang tidak menjelaskan lebih lanjut. Namun sebelumnya, ia pernah menegaskan menghentikan aktivitas di Laut Cina Selatan adalah tidak rasional.

Cina tidak ingin isu Laut Cina Selatan dibahas di forum. Namun, negara lainnya berpendapat lain. Forum ini menjadi salah satu peluang mendesak Cina menghentikan aktivitas unilateralnya di wilayah sengketa tersebut.

Para menlu mengatakan isu tersebut terlalu penting untuk dikesampingkan. Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman mengatakan anggota ASEAN sepakat untuk saling menahan diri untuk menghindari ekskalasi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement