REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Petroliam Nasional Bhd (Petronas) mengalami penurunan keuntungan sebelum pajak hingga 47 persen pada kuartal kedua 2015, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Presiden dan CEO Petronas Datuk Wan Zulkiflee Wan Ariffin mengatakan perusahaan minyak negara itu hanya mencatat keuntungan sebelum pajak sebesar 14,61 miliar ringgit pada kuartal kedua mulai April hingga 30 Juni, dibandingkan 28,06 miliar ringgit keuntungan selama periode sama tahun 2014.
Pendapatan Petronas juga turun sebesar 28 persen menjadi 61,30 miliar ringgit dibandingkan 85,36 miliar ringgit pendapatan sebelumnya, menyusul turunnya harga rata-rata seluruh produknya, katanya seperti dikutip berbagai media setempat di Kuala Lumpur, Sabtu (15/8).
"Ini merupakan masa yang sulit karena penyusutan ini seiring dengan aliran penurunan nyata harga minyak mentah Brent dan Japan Crude Cocktail (JCC) serta dampak jumlah penjualan minyak mentah dan LNG yang berkurang," katanya.
Zulkiflee mengatakan Petronas juga tidak dapat memenuhi komitmen dividen disebabkan harga minyak mentah rendah yang telah memberikan dampak negatif bagi keuangan perusahaan minyak nasional tersebut.
"Saya tidak melihat aliran tunai dari operasi tahun ini dapat memenuhi perbelanjaan modal dan komitmen dividen kami. Ini artinya kami akan melaluinya dengan lebih banyak penghematan dan akan mengeluarkan rizab tunai kami," katanya.
Meski demikian, Petronas akan memenuhi dividen sebanyak 26 miliar ringgit kepada pemerintah untuk 2015 seperti yang dijanjikan pada Mei lalu.