REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Para pedagang daging ayam di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan akan melanjutkan libur berjualan pada Senin (17/8). Tingginya harga jual daging ayam dan sepinya pembeli membuat sebagian pedagang tidak berani mengambil risiko kerugian.
Pada Ahad (16/8), los daging ayam di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan masih dipadati pedagang. Terhitung hanya lima pedagang yang libur berjualan sejak Ahad pagi. Kondisi hampir sama juga terjadi di Pasar Modern BSD Sektor 2, Ahad pagi. Para pedagang daging ayam masih banyak yang berjualan seperti biasa.
Di kedua pasar tersebut, satu kilogram daging ayam dijual seharga Rp 43.000 hingga Rp 45.000. Salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Ciputat, Imam, mengatakan harga jual daging ayam selepas Idul Fitri sulit dikendalikan. Saat lebaran, harga jual daging ayam berkisar antara Rp 32.000 sampai Rp 33.000 per kilogramnya.
"Harga yang stabil tinggi tidak dibarengi dengan kemampuan pembeli rumah tangga. Saat ini, konsumen kami hanya tinggal warteg, pedagang bakso dan warung makan. Padahal tidak semua pedagang memiliki pelanggan tetap," jelasnya.
Karena itu, beberapa rekannya sesama pedagang memutuskan libur berjualan terhitung sejak Jumat (14/8). Pada Senin, lanjutnya, para pedagang kemungkinan masih akan melanjutkan libur berjualan daging ayam.
"Kemungkinan jumlah pedagang yang libur berjualan esok hari bertambah karena pembeli makin sedikit. Harga beli dari tempat potong ayam hampir sama dengan harga saat Lebaran lalu. Saya pun mempertimbangkan libur untuk sehari dua hari mendatang," jelasnya.
Menurut Imam, omzet penjualan daging ayam para pedagang rata-rata menurun. Bagi pedagang yang masih memiliki pelanggan sepertinya, penurunan penjualan mencapai sekitar 50 persen. Pedagang yang tidak memiliki pelanggan diperkirakan lebih merugi karena konsumen harian menawar harga jual daging ayam seharga Rp 32.000 per kilogram.
Sementara itu, pedagang di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Rohayati, mengatakan jika mayoritas pedagang daging ayam berencana libur berjualan pada Senin. Penyebabnya, harga beli daging ayam dari rumah potong tidak cukup menutup modal dagang.
"Kami capai menjelaskan kepada pembeli yang menawar sesuai harga saat Idul Fitri. Permintaan daging pun tidak banyak. Pedagang yang menjual daging secara eceran banyak yang merugi," tambahnya.