Senin 17 Aug 2015 02:52 WIB
Kisruh PSSI

Bicara Makna HUT RI, La Nyalla Sindir Menpora

Red: M Akbar
Ketua umum PSSI dan Menpora
Foto: Republika
Ketua umum PSSI dan Menpora

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perseteruan antara Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, dan Menteri Pemuda Olahraga, Imam Nachrawi, sepertinya belum terhenti.

Berbicara seputar makna dari hari kemerdekaan Indonesia yang sudah berusia 70 tahun, La Nyalla justru menyindir sikap 'keras kepala' dari Menpora terkait dengan Surat Keputusan (SK) Pembekuan PSSI.

La Nyalla menyebut kemerdekaan itu merupakan hak dari seluruh masyarakat Indonesia di berbagai bidang. Tak terkecuali di bidang olahraga. Sayangnya, dalam beberapa bulan terakhir, sepak bola Indonesia diklaim sudah mati suri akibat pembekuan yang sudah dilakukan pemerintah.

"Hakekat merdeka adalah berdaulat dan dapat melakukan aktivitas tanpa belenggu dari pihak lain, baik di dalam negeri dan di kancah internasional," kata La Nyalla seperti dikutip dari laman resmi PSSI, Ahad (16/8).

Apalagi akibat keputusan Menpora tersebut, La Nyalla menyebut sepak bola Indonesia telah mendapatkan sanksi FIFA dengan dikucilkan dari kegiatan sepakbola internasional. Hal inilah yang dinilainya sebagai bentuk keterbelengguandari kancah Internasional.

"Apakah ini makna kemerdekaan? Ketika kita kehilangan hak berekspresi dan hak ekonomi?" tanya La Nyalla seraya mempersilakan masyarakat sepakbola Indonesia yang menilai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement